Lulusan SMA yang Diterima di Perguruan Tinggi Perlu Didata

Lulusan SMA yang Diterima di Perguruan Tinggi Perlu Didata

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Sejauh ini belum ada data pasti berapa besar lulusan SMA, termasuk lulusan SLB di Riau, yang diterima di perguruan tinggi. Untuk itu, Dinas Pendidikan Provinsi Riau diminta melakukan pendataan secara pasti berapa lulusan SMA, termasuk SLB, yang dapat ditampung dan diterima di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, baik di dalam Provinsi Riau maupun di luar Riau.

Demikian antara lain rekomendasi yang dihasilkan dari Focus Group Discussion (FGD) tentang implementasi potensi lulusan SMA, SMK, dan SKB memasuki perguruan tinggi dan dunia kerja yang dilaksanakan Dewan Pendidikan Provinsi Riau, di Pekanbaru, 12-14 November 2020.

FGD yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Zul Ikram, itu menampilkan narasumber Staf Ahli Wakil Rektor I Universitas Riau/Wakil Dekan I FPK Universitas Riau Dr. Rahman Karnila, S.Pi, M.Si, Kasubag LPMP Provinsi Riau Dr. Yusra Afdal Kahar, M.Kom, Kasi Penempatan dan Perluasan Disnakertrans Provinsi Riau Iit Susanti, dan Fungsional Pengantar Kerja Disnakertrans Provinsi Riau Tuti, S.Sos.


Dalam siaran pers yang dikirim Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Ahad (15/12/2020), disebutkan keberhasilan pendidikan di SMA dinilai dari seberapa besar lulusannya diterima kuliah di perguruan tinggi. Semakin banyak yang diterima di perguruan tinggi, semakin berhasil sekolah tersebut.

Dijelaskan, Universitas Riau (Unri), sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbesar di Riau, punya komitmen tinggi untuk menerima lulusan SMA yang ada di Riau. Unri menerima 6.500-7.000 orang mahasiswa setiap tahunnya. Namun tidak semuanya berasal dari anak-anak lulusan SMA di Riau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Menurut pihak Unri, bentuk komitmen itu ditunjukkan dengan penerimaan mahasiswa melalui beberapa jalur. Yakni, jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD) dan Penelusuran Bakat dan Minat (PBM) yang semuanya menerima lulusan SMA dari Riau, diterima sebesar 15 persen. Jalur Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN) 30 persen, Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) 40 persen, dan jalur Mandiri 15 persen. Berarti 60 persen memberikan peluang untuk lulusan SMA yang ada di Riau. Sedangkan SBMPTN (40 persen) diikuti oleh seluruh lulusan SMA di Indonesia. Sayangnya, sekitar 70 persen lulusan SBMPTN ini berasal dari anak-anak lulusan SMA dari luar Riau. 

Di sisi lain, kenyataan menunjukkan mereka yang diterima melalui jalur PBUD dan PBM, serta SNMPTN, yang notabenenya berdasarkan nilai rapor, sebagian tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di Unri alias drop out (DO). Hal ini perlu dikaji apakah nilai rapornya tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, atau ada penyebab lain. 

Ditegaskan, perlu strategi khusus bagi lulusan SMA dalam memilih program studi di perguruan tinggi agar lulusan SMA lebih banyak masuk perguruan tinggi. Strategi itu antara lain, memilih perguruan tinggi pendidikan khusus (setidaknya ada 17 perguruan tinggi khusus ikatan dinas), memilih program studi yang tak terlalu banyak peminatnya, serta memilih program studi yang lebih orientasi ke dunia kerja. 

Rekomendasi lain yang disampaikan adalah meminta perguruan tinggi untuk memberikan kesempatan kepada lulusan SLB diterima di perguruan tinggi negeri melalui seleksi khusus. Mereka juga meminta kepada perguruan tinggi negeri di Provinsi Riau untuk memperbesar persentase jumlah mahasiswa dari Provinsi Riau yang diterima melalui jalur PBUD, PBM dan SNMPTN.

Selain itu, dirokemendaiskan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Riau untuk mendukung dan menfasilitasi penyelenggaraan kegiatan lomba/seleksi tahfidz Alquran pada tingkat kabupaten/kota dan Provinsi Riau. Sebab, hafal Alquran termasuk salah satu syarat untuk bisa diterima di beberapa perguruan tinggi tanpa jalur tes.