Bela Kehormatan Rasulullah, MUI: Pemboikotan Produk Prancis Bisa Jadi Wajib

Bela Kehormatan Rasulullah, MUI: Pemboikotan Produk Prancis Bisa Jadi Wajib

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada umat Islam Indonesia untuk memboikot produk-produk Prancis menyusul pernyataan Presiden Emmanuel Macron mengenai karikatur Nabi Muhammad SAW. Pemboikotan ini dinilai bisa menjadi salah satu sarana umat Islam membela kehormatan Rasulullah.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asroroun Niam Soleh mengatakan, penghormatan kepada Rasulullah merupakan bagian dari keimanan umat Islam. Oleh karena itu, tidak ada ruang sedikit pun untuk merendahkan dan melecehkan kehormatan Nabi Muhammad sekalipun melalui karikatur.

"Tujuan penghormatan kepada Baginda Rasulullah, dan mengingatkan akan kesalahan orang yang menistakan Baginda Rasulullah, maka sarana [pemboikotan] itu bisa menjadi wajib," kata Asrorun dalam sebuah rekaman video yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (31/10).



Asrorun pun mengecam keras pernyataan Macron. Menurut dia, apa yang diucapkan Macron adalah salah satu bentuk pelecehan dan penghinaan kesucian Nabi Muhammad SAW dan agama Islam.

Lebih lanjut, menurut dia, pemboikotan menjadi salah satu sarana untuk mengingatkan Macron agar berhati-hati dalam berucap, apalagi menyinggung Nabi Muhammad SAW.

"Jika pemboikotan terhadap produk Prancis itu adalah bagian dari sarana untuk mengingatkan kesalahan," ujar Asrorun.

"Sekaligus menyadarkan kesalahan Macron dari apa yang dia lakukan dan kemudian menjadi instrumen agar dia kembali kepada kebenaran, kembali menarik kesalahan yang dia lakukan dan kemudian proses normalisasi kehidupan pergaulan internasional, maka pemboikotan itu menjadi syar'i," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron menuai kritik lantaran dianggap menghina Islam. Situasi di Prancis sempat memanas sejak tragedi Charlie Hebdo pada 2015 dan berbuntut hingga 2020.

"Ada kelompok radikal Islam, sebuah organisasi yang mempunyai metode untuk menentang hukum Republik dan menciptakan masyarakat secara paralel untuk membangun nilai-nilai yang lain," kata Macron awal Oktober 2020 lalu.

Tak berhenti di situ, pada Jumat (23/10) pekan lalu Macron merespons insiden pemenggalan guru sejarah, Samuel Paty oleh Abdoullakh Abouyezidovitch dengan mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Insiden itu merupakan reaksi dari pembahasan kartun Nabi Muhammad SAW.

Atas pernyataan Macron, Presiden Joko Widodo mengutarakan kecaman. Menurut Jokowi, ucapan Macron itu telah melukai perasaan jutaan umat Muslim di dunia dan dapat memecah persatuan umat beragama.