Pasien Meninggal Karena Penyakit Lain Dicovidkan, Dinkes Akui Salah Input Data

Pasien Meninggal Karena Penyakit Lain Dicovidkan, Dinkes Akui Salah Input Data

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota untuk mengkonfirmasi laporan pasien yang meninggal karena penyakit lain akan tetapi dicovidkan. Hal itu memicu beberapa perwakilan dari keluarga korban mengusut hingga melaporkan instansi itu ke pihak kepolisian.

Dugaannya, ada indikasi mengcovidkan para pasien yang telah meninggal dunia setelah sempat beberapa waktu mendapat perawatan intensif, dan ternyata hasil uji swab pasien tersebut negatif.

Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Yasser Hamidy menjelaskan bahwa pihak dinas kesehatan telah mengakui bahwa kejadian itu merupakan salah input data.


Namun, apa yang disampaikan oleh intansi tersebut tak diterima begitu saja oleh Komisi III DPRD Kota Pekanbaru. Langkah selanjutnya, akan turun ke lapangan dan menanyakan kebenaran yang disampaikan oleh instansi itu.

"Nanti juga kita akan mengkroscek dengan pihak puskesmas, apakah kedua orang tersebut pernah melakukan pemeriksaan juga, dari situ kita akan tahu nanti," kata Yasser, Selasa (20/10).

Sebab, alasan dari Dinkes ialah terjadinya kesalahan input data. Nama almarhumah Wirsamsiwarti terganti dengan nama adik kandungnya yakni Wirsyamsiwarli, hanya berbeda satu huruf saja, sedangkan umur terpaut 4 tahun berbeda.

Hal itu diakui oleh Sekretaris Diskes Kota Pekanbaru Zaini Rizaldi Saragih dihadapan para anggota komisi III DPRD Kota Pekanbaru, ia menjelaskan bahwa Wirsamsiwarti dan juga Wirsamsiwarli merupakan kakak beradik ini memiliki alamat rumah sama dan juga nama yang hanya dibedakan satu huruf.

"Keduanya ini merupakan kakak beradik yang tinggal dengan alamat sama, hanya namanya pun dibedakan oleh satu huruf," kata Zaini.

Dijelaskannya, Wirsyamsiwarli (62) pada tanggal 5 September 2020 melakukan pemeriksaan swab pertama di Puskesmas Karya Wanita, bersamaan pada waktu itu ada 73 warga yang juga melakukan hal yang sama.

Pada saat pendaftaran itu, terjadi kesalahan menginput data yang seharusnya Wirsyamsiwarli malah terinput Wirsyamsiwarti (66) tahun. "Yang selanjutnya hasil swab itu diantar ke laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad," jelasnya.

Pada tanggal 7 September 2020, hasil swab keluar dengan hasil positif dan diumumkan pada hari selanjutnya. Kemudian pasien Wirsyamsiwarli melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.

Lanjutnya, untuk Wirsamsiwarti yang mana saat ini sudah meninggal dunia, pria yang akrab disapa dr Bob ini membeberkan bahwa almarhumah sebelumnya mendatangi Rumah Sakit Ibnu Sina pada tanggal 21 September dengan keluhan tidak sebagai pasien dengan gejala Covid-19.

Namun pada tanggal 26 September 2020, dan berdasarkan informasi dari Rumah Sakit Ibnu Sina yang diterima olehnya almarhumah Wirsamsiwarti mengalami keluhan demam, batuk dan sesak nafas. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa karena ada kontak dengan pasien covid-19 maka rumah sakit memutuskan untuk melakukan rontgen.

"Saat itu hasil rontgen mengarah ke pneunomia, maka pihak rumah sakit menyarankan untuk dilakukan pengambilan swab. Tanggal 26 swab pertama, tanggal 27 September swab kedua, tanggal 28 keadaan semakin memburuk dan pada pukul 23.15 yang bersangkutan meninggal dunia. Pada saat meninggal hasil swab belum keluar, jadi pihak rumah sakit memakamkan jenazah dengan protokol sesuai kaedah pasien covid," bebernya.

Kemudian pada tanggal 29 September hasil dari Swab pertama negatif, dan diiringi dengan hasil Swab yang kedua yang menunjukan hasil negatif. Namun karena sudah dimakamkan, jenazah tidak langsung bisa dipindahkan di tempat pemakaman umum biasanya.

Ia juga membantah bahwa pihaknya sudah melakukan pelanggaran UU ITE, hal tersebut karena pihaknya hanya mengekspos di media dengan hanya menggunakan inisial nama pasien tanpa memperjelas nama yang bersangkutan.

"Nama yang ada di data kami itu berdasarkan dari Puskesmas, dan yang tercetak namanya Wirsamsiwarti. Namun umur, alamat hingga nomer NIK itu kepunyaan Wirsamsiwarli. Saat itu pihak keluarga juga tidak menyampaikan kepada Dinas Kesehatan bahwa yang bersangkutan memiliki saudara kandung," ujarnya.



Tags Pekanbaru