Pelaku Pemalsuan Surat Kendaraan di Pekanbaru Ditangkap, Pemesan Sampai Pulau Jawa

Pelaku Pemalsuan Surat Kendaraan di Pekanbaru Ditangkap, Pemesan Sampai Pulau Jawa

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Kepolisian Sektor (Polsek) Tampan, kini tengah mendalami siapa saja yang terlibat dalam kasus pemalsuan surat-surat kendaraan bermotor yang ditangkap beberapa waktu lalu.

Pelaku utama yakni DZ (39) berhasil ditangkap saat menyerahkan satu buah Surat Tanda Nomor Kenderaan (STNK) palsu hasil cetakannya atas nama Bambang Dedi Irawan.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya melalui Kapolsek Tampan Kompol Hotmartua Ambarita menyebut bahwa sindikat ini sudah beraksi sejak tahun 2018.


Sejak itu, tak tanggung-tanggung pemesan surat palsu itu sudah menjangkau daerah pulau Jawa dan berbagai daerah luar dari Provinsi Riau.

"Satu pelaku kita amankan dalam kasus ini, ditangkap saat dia menyerahkan surat palsu kepada sipemesan," kata Ambarita saat ekspos di Mapolsek Tampan, Minggu (23/8/2020).

Usai ditangkap, polisi menggiring pelaku ke rumahnya untuk mencari barang bukti lainnya. Alhasil, sejumlah alat percetakan dengan berbagai jenis ditemukan di kediaman pelaku.

Alat itu berupa mesin printer lasser dan juga printer biasa, satu unit komputer dan juga alat-alat pendukung lainnya yang digunakan pelaku dalam mencetak surat palsu tersebut.

Untuk satu buah surat palsu, pelaku mematok harga sebesar Rp1,5 juta. Pelaku hanya membutuhkan waktu setengah hari untuk mencetak satu surat.

Pemesan ada yang mengetahui kalau itu merupakan surat palsu, ada juga sebagain yang tidak mengetahui. Pemesan yang mengetahui, biasanya digunakan untuk kendaraan bodong alias hasil curian.

"Pemesan seperti ini kita akan lakukan penyelidikan, data-data pemesan ada di dalam komputer ini, tapi komputer dalam keadaan sedang diperbaiki," tukas Ambarita.

"Katanya, dia sudah lupa berapa jumlah yang sudah dicetak sejak awal, sampai-sampai pemesannya berasal dari Jakarta sana," tutupnya.

Di samping itu, pelaku DZ mengakui hasil dari perbuatannya itu hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semuanya dipelajari secara otodidak.

"Untuk kebutuhan sehari-hari, tak ada belajar, belajar sendiri aja," jawab DZ saat ditanyai awak media.

Pesanan tidak selalu ada setiap hari, setidaknya dalam satu bulan dia menyelesaikan lima buah STNK dan surat palsu lainnya. Dia hanya mengerjakan pesanan yang datang dari kaki-kaki atau calo yang dipercaya dari luar.



Tags Pekanbaru