Rebut APBN, Solusi Pacu Pembangunan di Tengah Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi di Kampar

Rebut APBN, Solusi Pacu Pembangunan di Tengah Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi di Kampar

RIAUMANDIRI.ID, BANGKINANG - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 ini mengalami penurunan yang signifikan. Demikian juga dengan kondisi pendapatan APBD Kabupaten Kampar yang juga menurun. Maka solusi terbaik untuk memacu pembangunan di Kabupaten Kampar adalah dengan merebut dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebesar-besarnya.

Demikian disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kampar Ir H Azwan, MSi saat membuka rapat tindak lanjut keterisian status data Strategi Penyelenggaraan Kawasan Pemukiman (SPKP) Kabupaten Kampar, di ruang rapat lantai II Kantor Bappeda Kabupaten Kampar, Selasa (11/8/2020). 

Rapat ini hadiri pihak Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, OPD dan instansi terkait kegiatan SPKP, yakni Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Kampar, Dinas PUPR Kabupaten Kampar, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar dan PDAM Kabupaten Kampar.


Untuk itu kata Azwan, mengingat adanya peluang pembangunan yang bersumber dari APBN melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka ini harus disiapkan sebaik-baiknya. 
“OPD dan instansi terkait, persiapkan dokumen dan data yang diminta, karena sampai saat ini masih ada data yang dibutuhkan yang belum terisi,” ujar Azwan.

Disampaikan Azwan bahwa Bupati Kampar berpesan agar seluruh OPD untuk mengejar dana APBN yang bermanfaat untuk masyarakat. 

“Jangan pikirkan siapa yang mengerjakan, tapi bagaimana kegiatan bisa bermanfaat untuk masyarakat, sehingga bisa menjadi amal jariyah bagi kita,” ujarnya.

Selanjutnya Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kabupaten Kampar Safri, SSos, saat memimpin rapat tersebut  menyampaikan bahwa pada 19 Juni 2020 lalu telah dilaksanakan rapat SPKP. Saat itu sudah disepakati keterisian data  selesai pada pertengahan bulan Juli 2020. Namun sampai saat ini keterisian data belum sepenuhnya terpenuhi, baru sekitar 74 %. 

“Untuk itu data ini harus terisi, dan pertemuan ini penting untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi OPD dalam memenuhi keterisian data dimaksud,” ujar Safri.

Sementara itu PPK Perencana Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Riau Ikrar Setiati menyampaikan bahwa mereka siap melakukan pembinaan kepada OPD agar seluruh mekanisme dan proses pengisian data terpenuhi.  

“Kita siap untuk memberikan pembinaan, apa kesulitan dan kendala sehingga proses pengisian data ini bisa terselesaikan dengan baik,” ujarnya.

Di akhir pertemuan seluruh OPD menyatakan siap untuk memenuhi data-data yang diminta secepatnya. OPD juga siap terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau dan Bappeda Kabupaten Kampar.

Seperti diberitakan sebelumnya, ada empat jenis kegiatan bidang Cipta Karya yang rencananya akan dibangun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman tahun 2021 mendatang.

Empat kegiatan tersebut yakni, Pembangunan Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Bangkinang Kecamatan Bangkinang Kota, Pembangunan Kawasan Permukiman Kumuh Desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu, Penyusunan DED TPA Regional Kampar-Pekanbaru dan Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Kampar. Agar empat jenis kegiatan ini disetujui oleh pemerintah pusat maka  dibutuhkan data-data pendukung. 

Kemudian terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahwa Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020) lalu mengungkapkan bahwa BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II (Q2) 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy). Angka ini memburuk dari Q1 2020 yang mencapai 2,97 persen dan Q2 2019 yang mencapai 5,05 persen. 

“Perekonomian Indonesia Q2 2020 yoy dibandingkan Q2 2019 kontraksi 5,32 persen. Kontraksi sebesar 5,32% itu merupakan yang terendah sejak triwulan I tahun 1999,” ucap Kepala BPS Suhariyanto. 


Reporter: Herman Jhoni



Tags Kampar