Rusia Dituding Membajak Gedung Putih

Rusia Dituding Membajak Gedung Putih

Jakarta (HR)- Rusia diduga berada di balik kerusakan sistem keamanan dunia maya  Amerika dalam beberapa bulan terakhir. Salah seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan, pembajakan sistem dilakukan pada beberapa bagian di komputer Gedung Putih.
Namun Gedung Putih memastikan ulah para pembajak itu hanya menyerang sistem yang tidak rahasia, seperti jadwal non-publik Presiden Barack Obama. "Tetapi itu tetap sensitif dan berharga bagi agen intelijen luar negeri," kata pejabat itu seperti dikutip dari CNN, Rabu (8/4).
Pada Oktober lalu, Gedung Putih mencurigai kegiatan di dalam jaringan di pelayanan kantor eksekutif Presiden. Sistem itu mati secara periodik untuk kemudian dilakukan pengamanan baru.
FBI, Dinas Pengamanan Presiden, dan agen intelijen Amerika dilibatkan dalam investigasi ini. Penyusupan itu dilakukan secara acak di seluruh komputer di seluruh dunia dan para pembajak menyembunyikan jejaknya.
Namun tim investigasi menemukan kode dan sejumlah tanda lainnya yang menunjukkan pembajakan itu dilakukan oleh pemerintah Rusia.
Juru bicara Dewan Keamanan Amerika Serikat Mark Stroh membantah pembajakan itu dilakukan oleh Rusia. Ia hanya mengatakan ada tindakan yang ditangani serius oleh mereka. "Dalam kasus ini, kami telah melakukan tindakan evaluasi dan mitigasi yang serius. Dan kami tidak akan mengomentari siapa aktor di balik tindakan ini," kata Stroh.
Salah satu penasihat keamanan Presiden Barack Obama, Ben Rhodes, mengatakan Gedung Putih menggunakan sistem terpisah untuk data-data rahasia. "Kami tidak yakin data rahasia kami terbongkar," kata Rhodes kepada CNN.
Ia mengatakan sistem keamanan di Gedung Putih selalu diperbaharui. "Jika Anda ingin membuat data itu rahasia, maka Anda harus melakukannya alam satu sistem e-mail dan satu sistem telepon," kata dia.
Tim investigasi menyatakan untuk membajak sistem di Gedung Putih, para pembajak harus merusak dulu sistem yang ada di kantor pemerintahan. Seorang pejabat pemerintahan mengatakan pembajak Rusia "memiliki" sistem di kantor pemerintahan selama berbulan-bulan, tapi belum jelas apakah pembajak telah menghapus data-data penting.(tpi/ivi)