Akibat Kakinya yang Terus Membusuk, Jamil Kini Tidak Bisa Menafkahi Keluarga

Akibat Kakinya yang Terus Membusuk, Jamil Kini Tidak Bisa Menafkahi Keluarga

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Sudah sejak enam bulan lalu, Jamil (42), hanya bisa berdiam diri di rumah tanpa bekerja atau menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga. Warga Jalan Sungai Duku/Tanjung Datuk Ujung RT 002, RW 007, Kelurahan Tanjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau itu, harus merasakan sakit akibat kaki yang terus membusuk, membuat rasa ngilu dan perih.

Sakit yang diderita Jamil sebenarnya bermula sejak tahun 2000 silam. Di kakinya, tiba-tiba saja muncul benjolan kecil. Seiring berjalannya waktu, benjolan di kaki Jamil tersebut terus membengkak, hingga membuat kakinya tampak melepuh, dan seolah berganti kulit.

Di awal, sakit di kakinya tak terlalu dirasa Jamil, apalagi mengkhawatirkan penyakit yang muncul mendadak itu. Ia masih bisa bekerja seperti biasa sebagai kenek kuli bangunan. Namun dalam 6 bulan terakhir, sakit di kakinya kembali kambuh dan membuatnya Ia tak berdaya.


Pernah suatu waktu saat bekerja, sakit yang diderita Jamil tak bisa tertahan lagi. Ia pun terpaksa pulang dari tempat kerjanya dengan hanya merangkak dan merintih merasakan sakit di kakinya yang nampak kembali melepuh, bahkan membusuk.

Pasca peristiwa tersebut, Jamil betul-betul tidak bisa lagi memaksakan diri untuk bekerja maupun beraktivitas seperti biasanya. Dengan kondisi memperihatinkan, Ia hanya mampu berdiam diri terbaring di kasur tipis seraya menahan rasa sakit di kaki, yang entah apa nama penyakitnya.

Meski telah berbulan-bulan Jamil merasakan sakit, namun bisa dihitung jari berapa banyak Ia pulang pergi untuk berobat. Hanya 6 kali Ia bisa berupaya mengobati sakit di kakinya. Itu pun bukan ke Rumah Sakit, melainkan hanya ke bidan. Bahkan 3 kali terakhir berobat, Jamil terpaksa berutang untuk menebus obat karena tak lagi memiliki uang. 

Jamil memang tak hidup sendiri. Ia memiliki istri dan juga dianugerahi 3 orang anak yang tergolong masih kecil. Anak pertama dan kedua saat ini duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), sementara anaknya yang ketiga masih kecil dan belum bersekolah.

"Semenjak Pak Jamil sakit, istrinya lah yang menggantikan mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga dengan berjualan jajanan anak-anak di depan rumah. Keuntungan yang didapat  sebesar Rp.10.000 perhari jauh dari kata cukup, namun Alhamdulillah," terang Jamil kepada Kepala Rumah Yatim Cabang Riau, Ramdan.

Beruntung, Jamil tak harus mengeluarkan biaya tambahan untuk tempat tinggal. Saat ini, Ia tinggal di rumah sangat sederhana milik bekas majikan saat dulu bekerja. Terkadang, tetangga yang merasa prihatin pun memberikan bantuan untuk Jamil dan keluarganya makan.

"Karena belum bisa bawa ke Rumah Sakit (untuk mengobati) penyakit yang diderita, Jamil dan istrinya pun tidak tahu apa nama penyakitnya itu," tutur Ramdan, Rabu (22/7/2020).

Selain mereka, di luar sana masih banyak orang-orang yang membutuhkan. Mari ulurkan tanganmu dan bersedekah bersama Rumah Yatim untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Transfer
BCA 220 139 8888
Mandiri 1720 000 384 125
An Yayasan Rumah Yatim Arrohman



Tags Bantuan