Batam Susun Prosedur PNS Rapat di Hotel

Batam Susun Prosedur PNS Rapat di Hotel

Batam (HR)- Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, akan menyusun prosedur operasional baku dan persyaratan pegawai negeri sipil rapat di hotel.
"SOP (standard operating procedures) akan disusun, dan Dinas Pariwisata berinisiatif akan memberikan usulan untuk dimasukkan ke SOP itu," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam Yusfa Hendri di Batam, Selasa (7/4).
Dalam Permen Nomor 6 Tahun 2015, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi mengatur agar rapat di luar gedung pemerintahan dengan dana APBN dan APBD  dilaksanakan secara selektif dan memenuhi berbagai kriteria dengan asas efektivitas, efisiensi, serta memenuhi ketentuan akuntabilitas, dimonitor dan diawasi.
Dinas Pariwisata dan Kebudaaayan Batam akan memberikan masukan agar rapat PNS di hotel memperhatikan perkembangan industri pariwisata di kota itu, apalagi sebagaia kota "meeting, incentive, conference and exhibition" (MICE).
Ia mengatakan, revisi peraturan PNS tidak rapat di hotel memberikan angin segar bagi industri perhotelan dan restoran di Batam.
Menurut Yusfa, sejak larangan diterapkan awal tahun ini, pendapatan industri perhotelan menurun 30 hingga 50 persen. "Dalam rapat bulanan PHRI, kebanyakan yang dikeluhkan manajer hotel adalah menurunnya penerimaan kegiatan 'meeting' dan 'food and beverage'," kata Yusfa.
Bahkan, akibat menurunnya pendapatan, sudah ada hotel yang mulai melakukan efisiensi tenaga kerja. Penurunan pendapatan hotel juga mempengaruhi pemasukan daerah dari sektor pajak hotel dan restoran menurun.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendapatan Kota Batam Jefriden mengatakan PAD Kota Batam dari pajak hotel menurun sejak awal Januari 2015, saat awal Surat Edaran itu berlaku.
Jefriden mengatakan pada dua bulan pertama 2015, target penerimaan pajak hotel meleset sekitar satu persen.
Pemerintah menargetkan dalam dua bulan pertama penerimaan pajak hotel mencapai 16 persen dari total target Rp80 miliar, namun yang terealisasi hanya sekitar 15 persen dari total target.
"Memang tidak signifikan," kata dia. (ant/ivi)