66 Persen Warga Australia Tak Percaya Jokowi Mampu Tangani Pandemi Covid-19

66 Persen Warga Australia Tak Percaya Jokowi Mampu Tangani Pandemi Covid-19

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Meski mayoritas orang Australia menganggap Indonesia sangat penting bagi negaranya, sebanyak 66 persen warga di sana mengaku tidak atau kurang percaya pada kemampuan Presiden Joko Widodo dalam menangani masalah global seperti pandemi Corona.

Sebanyak 95 persen orang di Australia menganggap Indonesia sangat penting bagi negaranya.

Tapi orang di Australia ragukan kemampuan Presiden Jokowi dalam menangani isu global seperti pandemi covid-19.


Demikian hasil survei yang dirilis lembaga pemikir ternama Australia, Lowy Institute, pekan ini, yang melibatkan 2.448 responden.

Tingkat kepercayaan orang Australia ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, di mana hanya sepertiga orang Australia percaya pada kepemimpinan Jokowi.

Laporan tahunan dari Lowy Institute sudah dilakukan selama 16 tahun terakhir dengan tema yang sama, yatu persepsi orang Australia terhadap permasalahan dunia.

Survei dilakukan pada akhir Maret 2020 ketika pandemi covid-19 sedang merebak di berbagai negara termasuk di Australia dan Indonesia.

Natasha Kassam dari Lowy Institue menjelaskan survei menangkap adanya sentimen suram di kalangan warga Australia terhadap kondisi dunia dewasa ini.

"Hal ini tak begitu mengejutkan mengingat adanya pandemi covid-19 dan resesi yang dialami Australia untuk pertama kalinya dalam 29 tahun," katanya kepada Melissa Clarke dari ABC News.

Survei kali ini semakin memperkuat persepsi bahwa kebanyakan orang Australia tidak mengetahui dan kurang percaya terhadap tetangganya, Indonesia.

Hanya 39% orang Australia, misalnya, yang mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi.

Survei persepsi orang Australia terhadap sejumlah figur pemimpin dunia menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap Presiden RI Joko Widodo berkisar 32 persen, 66 persen tidak dan kurang percaya, serta 2 persen tidak tahu.

Tingkat kepercayaan orang Australia bahwa Indonesia akan bertanggung jawab terhadap permasalahan dunia juga menurun tajam, hanya 36 persen, dibandingkan 52 persen pada tahun 2017.

Dibandingkan dengan pemimpin negara lainnya, persepsi orang Australia terhadap Presiden Jokowi masih lebih tinggi, misalnya dengan Presiden China Xi Jinping yang hanya mencapai 22 persen serta Presiden AS Donald Trump 30 persen.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menempati posisi teratas yaiftu 87 persen, disusul PM Jepang Shinzo Abe 73 persen.

Sementara tingkat kepercayaan orang Australia kepada Perdana Menterinya sendiri, yakni Scott Morrison sebesar 60 persen.

Secara ekonomi, mayoritas orang Australia menganggap Indonesia sebagai negara yang penting.

Hasilnya secara konsisten menunjukkan kurangnya pengetahuan orang Australia mengenai Indonesia termasuk sistem pemerintahannya.

Pada tahun 2019, mayoritas orang Australia (61 persen) menyatakan "Australia menangani hubungan dengan Indonesia secara baik".

Secara umum, orang Australia masih memandang AS sebagai sekutu penting terutama dalam bidang keamanan.

Tapi hanya sedikit yang percaya pada kemampuan Presiden Trump menanangi isu-isu dunia.

"Orang Australia tetap skeptis pada Presiden Trump dengan kebijakannya yang mendahulukan Amerika," kata Natasha Kassam.

Hanya sekitar 50 persen responden yang merasa aman dengan berbagai kejadian di dunia saat ini, turun tajam dibandingkan dua lalu yang mencapai 80 persen.

Jika pada tahun sebelumnya isu mengenai perubahan iklim mendominasi perhatian orang Australia, maka tahun ini orang Australia lebih khawatir soal isu kekeringan, pandemi virus corona, serta anjloknya perekonomian.