Pelabuhan Tikus Sasaran Sindikat Narkoba

Pelabuhan Tikus Sasaran Sindikat Narkoba

DUMAI (HR)- Banyaknya pelabuhan tikus di wilayah perairan Dumai, jadi sasaran empuk sindikat narkoba internasional. BC berjanji segera meningkatkan patroli secara rutin untuk meminimalisir masuknya barang haram itu ke Indonesia.

Dikatakan Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan (P2) KPPBC Tipe Madya Pabean B Dumai Indra Gunawan, Sabtu (4/4) akhir pekan lalu, banyak pelabuhan ilegal beroperasi untuk menyeludupkan narkoba atau barang ilegal lainnya yang didatangkan dari luar negeri.

"Kami mengakui bahwa pelabuhan tikus itu sangat rawan untuk jalur masuknya barang ilegal seperti narkoba dan lain sejeninya yang dilarang oleh negara dan hukum. Makanya, kita tingkatkan patroli untuk meminimialisirnya," ucapnya, kepada sejumlah awak media menyikapi penangkapan narkoba sindikat internasional asal Malaysia oleh Polres Dumai.

KPPBC Tipe Madya Pabean B Dumai juga mengapresiasi keberhasilan aparat kepolisian karena telah berhasil menggagalkan penyelundupan sabu 46 kilogram dari Malaysia yang bernilai miliaran rupiah melalui salah satu pelabuhan tikus di Dumai.

"Kami menapresiasi kinerja kepolisian yang berhasil membongkar jaringan peredaran narkoba di salah satu pelabuhan sungai di Dumai. Kami juga akan terus intens melakukan patroli laut guna mengamankan barang ilegal itu," kata Indra Gunawan.

Bukan hanya apresiasi ke jajaran Polda Riau saja, pihaknya juga mengapresiasi Polres Dumai yang juga berhasil menggagalkan penyelundupan barang haram jenis sabu-sabu seberat 1 kilogram di salah satu pelabuhan tikus di Kecamatan Medang Kampai tersebut.

Ditambahkan Indra Gunawan, pelabuhan sungai atau pelabuhan tikus ini kerap dimanfaatkan orang tidak bertanggungjawab untuk menyelundupkan barang ilegal, karena letak yang jauh di kecamatan pinggiran dan beraktivitas terutama pada malam atau dinihari.

"Penangkapan narkoba oleh jajaran kepolisian tidak membuat kami merasa kecolongan. Sebab, semua ini adalah tugas bersama dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah Indonesia. Kamipun terus memaksimalkan pengawasan dengan cara meningkatkan patroli laut," ujarnya.

Dikatakannya, pengawasan perairan dari upaya ilegal bukan hanya tugas BC melainkan semua instansi penegak hukum. Dalam melakukan pengawasan perairan, lanjut dia, BC terkendala minimnya jumlah personel dan armada kapal patroli pun tidak beroperasi maksimal.

"Kami saat ini hanya memiliki 18 personel lapangan untuk tugas patroli di perairan dan pintu masuk terminal pelabuhan internasional. Kami hanya bisa mengoperasikan maksimal satu unit kapal patroli, sebab dua lainnya rusak sehingga tidak laik berlayar," jelasnya.

Menurutnya, dengan minim personel dan satu kapala patroli ini tidak seimbang dengan luasnya cakupan pengawasan di seluruh pelabuhan yang ada, karena itu butuh kerja sama semua instansi terkait dalam hal ini jajaran Polri, TNI, dan instansi yang memiliki naungan di laut.

Dia juga berharap dukungan informasi masyarakat jika mengetahui adanya aktivitas penyelundupan di wilayah perairan atau pelabuhan sekitar. Polda Riau berhasil menyita narkoba jenis sabu seberat 46,5 kilogram terdiri atas 93 paket besar dengan seorang warga negara Malaysia berinisial NHK.

Polda Riau menangkap sindikat sabu-sabu ini sebuah hotel di Pekanbaru, pada Kamis (3/4) lalu dan sebelumnya polisi sudah mengendus adanya rencana penyelundupan narkoba dari Malaysia yang dimasukkan ke Riau melalui pelabuhan di Kota Dumai.***