Survei: Elektabilitas Anies Turun, Ganjar Pranowo Melejit

Survei: Elektabilitas Anies Turun, Ganjar Pranowo Melejit

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Survei Indikator Politik Indonesia menunjukan pandemi Covid-19 berdampak kepada elektabilitas tokoh-tokoh nasional yang digadang kuat bakal berkontestasi di Pemilu 2024.

Pada hasil survei yang dilaksanakan 16-18 Mei 2020, nama Menhan Prabowo Subianto masih paling tinggi di angka 14,1 persen. Namun, angka ini turun dibanding survei pada Februari 2020, elektabilitas Prabowo berada di 22,2 Persen.

Ada dua tokoh yang merupakan kepala daerah elektabilitasnya naik signifikan. Yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.


Elektabilitas Ganjar pada Februari 2020 berada di 9,1 persen. Pada Mei 2020, naik menjadi 11,8 persen dan di posisi kedua setelah Prabowo.

Sementara Ridwan Kamil naik menjadi 7,7 persen pada Mei 2020. Pada Februari 2020, elektabilitas Ridwan Kamil hanya 3,8 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dalam dua bulan terakhir kepala daerah mendapatkan panggung karena penanganan Covid-19 tidak hanya dimonopoli oleh pemerintah pusat.

"Covid dapat mengubah peta elektoral karena menjadi lahan kepala daerah menunjukan taringnya," kata Burhanuddin dalam pemaparan survei secara daring, Minggu (7/6/2020).

Namun tak semua kepala daerah elektabilitasnya naik. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menurun dari 12,1 persen pada Februari 2020 menjadi 10,4 persen pada Mei 2020.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa elektabilitasnya juga turun dari 5,7 persen pada Februari 2020 menjadi 4,3 persen pada Mei 2020.

Sementara tokoh-tokoh non kepala daerah seperti Menhan Prabowo, mantan Wagub DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, hingga Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono AHY cenderung menurun. Dua tokoh ini tak mendapat panggung di tengah pandemi Covid-19 lantaran tak punya jabatan publik.

Sandiaga elektabilitas pada Mei 2020 sebesar 6 persen, turun dari 9,5 persen pada Februari 2020. Sementara, AHY turun menjadi 4,8 persen pada Mei 2020 dibanding pada Februari 2020 pada 6,5 persen.

Sementara dalam survei elektoral capres ini yang meningkat tajam adalah pemilih yang belum menentukan sikapnya. Pada Februari 2020 angka pemilih yang belum menentukan 20,3 persen, naik menjadi 32,3 persen pada Mei 2020.

"Masyarakat masih wait and see melihat siapa nama-nama muncul terutama kepala daerah apakah secara retrospective dapat meyakinkan kinerjanya," kata Burhanuddin.

Dari elektabilitas partai politik di tengah pandemi tidak mengubah peta secara signifikan. Hanya saja terlihat jelas penurunan pemilih PDIP.

Elektabilitasnya tetap paling tinggi, namun ada penurunan yang pemilihnya menjadi tak menentukan pemilihan.

"Penurunan elektabilitas PDIP dari Februari 29,8 persen menjadi 22,2 persen. Mereka larinya ke undecided," kata Burhanuddin. Sementara angka yang tak memilih naik dari 20,5 persen pada Februari 2020, menjadi 33,9 persen pada Mei 2020.

Survei Indikator Politik Indonesia ini dilaksanakan pada 16-18 Mei 2020. Survei dilakukan melalui kontak telepon kepada responden. Survei ini mengambil 1.200 responden yang terdistribusi secara acak dari seluruh Indonesia. Survei memiliki metode simple random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.