Di Samping Ibu dan Dua Kakak Korban, Ayah Bunuh Anak Kandung Pakai Sobekan Alquran

Di Samping Ibu dan Dua Kakak Korban, Ayah Bunuh Anak Kandung Pakai Sobekan Alquran

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Sebanyak 9 adegan diperagakan pelaku dalam kasus kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian yang terjadi pada 17 Februari lalu.

Pelaku adalah ayah kandung korban yakni Hermanto H alias Anto (38). Kekinian pelaku divonis mengidap gangguan jiwa setelah dilakukan observasi di Rumah Sakit Jiwa Tampan, Pekanbaru.

Rekontruksi berlangsung di Asrama Polisi Tampan Jalan Merak Sakti Nomor 4 Kelurahan Simpang Baru, Tampan. Pada saat rekontruksi, peran pelaku utama digantikan orang lain.


Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya melalui Kapolsek Tampan Kompol Hotmartua Ambarita menyebut bahwa rekontruksi itu juga dihadiri oleh perwakilan Kejakasaan Negeri (Kejari) Pekanbaru dan juga pengacara tersangka.

"Tadi ada 9 adegan rekontruksi yang diperagakan dalam kasus itu. Mulai dari tersangka J yakni ibu korban yang membiarkan suaminya (tersangka, red) memasukkan Alquran yang disobek ke mulut korban yakni anak kandungnya," kata Ambarita, Kamis (4/6/2020).

Adegan rekontruksi diakhiri dengan adegan mayat korban dalam kondisi leher terlilit hanger baju.

Sebelumnya, kasus pembunuhan terhadap anak bungsu yang masih berumur tiga tahun menghebohkan warga Kelurahan Sialang Munggu, Tampan - Pekanbaru, Senin (17/2).

Korban bernama Padil Hermansya (3) menjadi tumbal atas pemahaman sesat yang diperoleh oleh ayahnya, Hermanto alias Anto (38). Mirisnya, peristiwa pembunuhan itu diketahui oleh seluruh anggota keluarga yang tinggal di Perumahan Griya Cipta Blok L No.8 RT 03/RW 10 keluarahan Sialang Munggu, Tampan.

Korban dibunuh dengan cara mulut disumpal dengan lembaran Al-quran lalu lembaran itu dibakar, lantas korban sulit bernafas hingga meninggal dunia.

Sebelum dibunuh, korban dibekap lebih dulu dalam kamar. Pelaku membekap sang anak hingga tak berdaya, dan saat itu juga mulut korban disumpal menggunakan sobekan Alquran.

Usai menghabisi nyawa korban, pelaku lalu melilitkan hanger ke leher dengan alasan agar jasad tersebut tidak dilarikan oleh makhluk halus yang bersarang di tubuh korban.

Saat peristiwa itu, anggota keluarga sedang berada di rumah namun tidak menghiraukan perlakuan ayahnya itu. "Di rumah itu dihuni lima orang termasuk korban, ada pelaku inisial H (38), ibu kandung korban inisial J (37), dan dua orang kakak kandung korban inisial FS (14) dan SP (11)," bebernya.


Reporter: Akmal