Arab Saudi Gandeng Perusahaan China untuk Tes Massal Corona

Arab Saudi Gandeng Perusahaan China untuk Tes Massal Corona

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Pemerintah Arab Saudi tengah berupaya untuk melakukan tes massal virus corona (Covid-19) di negara kerajaan tersebut.

Untuk mewujudkan hal itut, Arab Saudi melakukan kerja sama dengan perusahan China, Beijing Genome Institute (BGI).

Seperti dikutip dari AFP, akhir pekan lalu, Minggu (26/4), Arab Saudi mengumumkn kerja sama senilai US265 juta dengan BGI untuk penyediaan 9 juta alat tes Covid-19.


Selain penyediaan alat tes, dalam kerja sama tersebut, BGI pun akan menyedikan 500 pakar, spesialis, dan teknisi yang didatangkan dari China ke Arab untuk membantu proses pelaksanaan tes Covid-19.

Termasuk pula, di dalamnya kerja sama untuk meningkatkan enam laboratorium besar kawasan di beberapa area di kerajaan, juga sebuah laboratorium bergerak dengan kapasitas produksi 10 ribu tes per harinya.

Kontrak kerja sama itu merupakan yang dilakukan negara kerajaan itu untuk melawan corona. Selain perusahaan China, Arab Saudi juga bekerja sama dengan mitra dari Amerika Serikat, Swiss, dan Korea Selatan.

"Jumlah tes [keseluruhan] ditargetkan mencapai 14,5 juta jiwa, yang meliputi sekitar 40 persen dari jumlah populasi di Kerajaan Arab Saudi," demikian dikutip dari Saudi Press Agency.

Pemerintah Arab Saudi diketahui telah melonggarkan masa lockdown terkait pandemi virus corona. Namun, pelonggaran itu tak diterapkan di kota suci Makkah--yang juga menjadi episentrum Covid-19 di Arab Saudi.

Sebelumnya, Arab Saudi melakukan kebijakan lockdown atau penutupan wilayah selama 24 jam untuk memerangi penyebaran penularan Covid-19 di negara itu.

Sejak Minggu (26/4), dilansir dari AFP, pemerintah mulai membuka aktivitas di beberapa kota mulai pukul 09.00 pagi hingga 17.00 waktu setempat. Pelonggaran masa lockdown tersebut dilakukan hingga 13 Mei.

Sejumlah pusat perbelanjaan dan toko-toko lainnya boleh melakukan aktivitas perdagangan mereka selama jam-jam yang diperbolehkan.

Arab Saudi sendiri tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah kasus penyebaran virus corona tertinggi di negara-negara Arab lainnya.

Pada Sabtu (25/4) Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan jumlah kasus virus corona di negara itu mencapai 16.299. Total 136 pasien yang tertular meninggal dan 2.215 sembuh. Arab Saudi sendiri menunda penyelenggaraan umrah sejak bulan lalu demi menekan penyebaran virus corona di negara mereka.