Dampak Rupiah Anjlok

Pengusaha Terpaksa Naikkan Harga Barang

Pengusaha Terpaksa Naikkan Harga Barang

 

PEKANBARU (HR)- Nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan cukup tajam terhadap dollar, hingga mendekati Rp13 ribu per dollar. Dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah, sangat berpengaruh terhadap harga jual barang.
 
Seperti disampaikan Budi Pramana Ginting, Branch Head PT Astra Graphia, Cabang Pekanbaru. Dia mengatakan, sangat merasakan dampaknya, padahal sebelum dollar mengalami pengguatan, pemerintah juga telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Kondisi saat ini otomatis sangat mempengaruhi terhadap harga jual, karena secara otomatis pengali rate menjadi lebih tinggi, sehingga harga pun menjadi tinggi," ujarnya ditemui, Jumat (19/12).
 
Menyikapi hal tersebut perusahaan yang bergerak di bidang solusi dokumen, di antaranya photocopy, printer, alat multifungsi dengan merek Fuji Xerox, serta segala kebutuhan peralatan IT Kantor ini, terpaksa harus menaikkan harga jual sebesar 10 persen untuk toner dan lainnya. Namun, untuk mesin poto copy besar tidak mengalami kenaikan, karena ada sistim kontrak service. Untuk pelanggan loyal, perusahaan justru harus mengurangi margin, ditambah dengan mengadakan promo dan hadiah. "Sebagian besar ada juga pelanggan yang komplain, karena kenaikan dimata pelanggan merupakan suatu beban," sebutnya.
 
Meski demikian, Astra Graphia tetap optimis bisa menghadapi kondisi ini, karena perusahaan lebih mengutamakan support service. Dia mencontohkan, Astra Graphia berani pastikan setiap produk yang disewakan bila mengalami kerusakan, dalam waktu tiga jam sudah bisa dioperasikan kembali dengan didukung teknisi yang terdiri dari 20 orang. Astra Graphia memiliki jaringan luas, di antaranya depo Perawang, Kerinci, Duri, Dumai, Padang, Muaro Bungo dan Jambi.
 
Budi berharap dollar bisa stabil agar daya beli masyarakat menjadi kembali seperti biasanya. Budi juga berharap pemerintah bisa memberikan subsidi kepada masyarakat dengan kondisi yang terjadi saat ini.
 
Dampak dari kenaikan harga dollar juga dirasakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis alat berat, PT Daya Kobelko Construction Machinery Indonesia. Area Manager David Jang mengatakan, kondisi saat ini sangat berpengaruh banyak terhadap penjualan. Dengan demikian, pihaknya terpaksa akan menaikkan harga spare parts sebesar 5- 10 persen. Hal itu terpaksa dilakukan, kendati daya beli masyarakat saat ini semakin berkurang.
 
Cara lain yang akan ditempuhnya menyikapi kondisi tersebut, seperti dengan memberikan diskon voucher spare part setiap pembelian secara paket. "Namun cara seperti ini juga belum mampu menepis gejolak yang terjadi. Mungkin karena barang kita kan mahal ya, kita berharap semoga tahun depan dollar bisa kembali normal," harapnya. her