Pengrajin Keris Mengadu ke Ketua DPD RI

Pengrajin Keris Mengadu ke Ketua DPD RI

RIAUMANDIRI.ID, SURABAYA -Pengrajin keris yang terhimpun dalam Sekretariat Perkerisan Nasional Indonesia (SNKI) Korwil Jawa Timur mengadu kepada Ketua DPD RI AA Lanyalla Mahmud Mattalitti.

Mereka meminta Lanyalla agar menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk memberi perhatian lebih kepada para pengrajin keris, khususnya dari kalangan generasi penerus para Mpu Keris Pusaka. 

Hal itu disampaikan Agung G. Wisnu, Koordinator Wilayah SNKI Jawa Timur ketika bertemu dengan Lanyalla di Surabaya, Minggu (15/3/2020) petang. 


Dalam pertemuan itu, Lanyalla yang juga dikenal sebagai kolektor keris pusaka itu, menampung sejumah aspirasi disampaikan oleh Korwil SNKI Jatim. 

Pertemuan yang dihadiri belasan pengurus SNKI itu, juga diikuti oleh KRHT Sukoyo, yang juga dikenal sebagai kurator keris senior. 

“Ada beberapa aspirasi dari kami, mohon Pak Lanyalla bisa sampaikan ke pemerintah pusat. Terutama agar keris buatan para penerus Mpu, yang merupakan karya seni dan budaya bangsa bisa menjadi cindera mata resmi Indonesia di semua instansi dan lembaga negara, termasuk cindera mata resmi presiden kepada tamu negara. Ini yang menjadi harapan kami,” harap Agung. 

Selain itu, Agung juga berharap digelar pameran keris pusaka dan keris baru dalam skala nasional, yang dimasukkan sebagai agenda tahunan pemerintah Indonesia. 

Dengan demikian, para pengrajin keris, sebagai generasi penerus para Mpu, memiliki medium untuk menampilkan karya mereka. 

“Perlu juga BNSP segera menerbitkan sertifikasi untuk lima profesi terkait keris. Mulai dari pembuat warangka, pendok, desain keris dan penjamas serta pengrajinnya,” pungkasnya. 

Keris Nogo Siluman

Sementara itu, terkait dengan pengembalian keris yang disebut milik Pangeran Diponegoro dari pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia, kurator Keris KRHT Sukoyo mengatakan bahwa keris tersebut memang memiliki gelar Nogo Siluman, namun dapurnya adalah Nogo Sosro. 

“Jadi memang benar disebut Nogo Siluman. Tetapi itu gelar keris. Karena memang ada pusaka tertentu yang memiliki gelar. Tapi kalau dapurnya, itu Nogo Sosro. Kenapa mendapat gelar? Karena keris tersebut digunakan oleh Pangeran Diponegoro saat perang gerilya di hutan. Dan karena Pangeran Diponegoro sulit ditemukan, maka keris pusakanya mendapat gelar Siluman,” urai pemilik Besalen Sanggar Condro Aji tersebut. 

Menanggapi sejumlah aspirasi tersebut, Lanyalla berjanji akan menyampaikan kepada pemerintah tentang pentingnya menjaga warisan lehuhur dan perlunya memastikan generasi penerus pengrajin keris tetap ada dan lestari. Sehingga warisan budaya yang telah mendapat pengakuan dari Unesco pada tahun 2005 tersebut tak hilang ditelan jaman.

Lanyalla yang pada tauhn 2003 mendapat gelar Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT) itu juga berjanji akan memotori terwujudnya pameran keris skala nasional yang diharapkan dapat menjadi agenda tahunan resmi pemerintah Indonesia. 

“Insya Allah saya akan motori, nanti kita cari waktu yang tepat,” ujar Lanyalla yang memiliki sekitar 3000 keris pusaka tersebut. 

 

Reporter: Syafril Amir