Azab Penimbun 17.700 Botol Hand Sanitizer, Bingung Mau Jual ke Mana

Azab Penimbun 17.700 Botol Hand Sanitizer, Bingung Mau Jual ke Mana

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Hand sanitizer atau cairan pembersih tangan menjadi salah satu barang langka di tengah wabah virus corona, karena diburu banyak orang di berbagai belahan dunia.

Selain memang permintaan yang melonjak, kelangkaan hand sanitizer juga disebabkan adanya oknum yang sengaja menimbun barang, dengan tujuan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Salah satu penimbun hand sanitizer itu adalah dua kakak-beradik Matt Colvin dan Noah Colvin. Mereka jadi viral setelah kedapatan menimbun 17.700 botol hand sanitizer untuk dijual lagi dengan harga tinggi.


Matt Colvin menjadi viral setelah sosoknya diangkat dalam artikel New York Times yang berjudul, 'He Has 17.700 Bottles of Hand Sanitizer and Nowhere to Sell Them' (dia punya 17.700 botol hand sanitizer dan tidak bisa dijual di manapun). Artikel tersebut juga menyertakan foto Matt Colvin yang berada di depan garasi penuh produk hand sanitizer.

Matt Colvin, penimbun 17.700 botol hand sanitizer. Foto: Facebook/Today

Kepada New York Times, Matt Colvin bercerita kalau sang kakak berkendara mengelilingi Tennessee dan Kentucky untuk membeli hand sanitizer dan tisu antibakteri di berbagai toko. Sementara di rumahnya, Matt meng-input produk di Amazon dan memasang harga antara USD 8 (Rp 118 ribuan) hingga USD 70 (Rp 1 jutaan).

Harga yang dibanderol Matt jauh lebih tinggi dibandingkan harga eceran yang disarankan. Sebotol hand sanitizer ukuran 50 ml hanya berkisar Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribuan.

Sempat mendulang untung dari jualan hand sanitizer dengan harga tinggi, tindakan Matt dan Noah akhirnya terendus juga oleg Amazon. E-commerce milik Jeff Bezos ini berhasil melacak adanya penggelembungan harga produk terkait virus Corona.

Amazon pun melakukan suspend dan melarang lapak Matt Colvin berjualan lagi. Akibatnya stok hand sanitizer dan tisu antibakteri menumpuk di gudang rumahnya.

"Kalau aku bisa dapat untung sedikit dari jualan, itu tidak apa-apa. Tapi aku tidak ingin berada pada situasi di mana aku berada di halaman utama berita sebagai pria yang menimbun 20 ribuan botol hand sanitizer yang aku jual 20 kali lipat," ujar Matt, seperti dikutip Today dari New York Times.

Menyesali perbuatannya, kini Matt Colvin berniat mendonasikan hand sanitizer yang telah ditimbunnya, untuk orang-orang yang lebih membutuhkan. Matt memperbarui lapak e-commerce nya yang menulis bahwa produk-produk tersebut akan disumbangkan.

"Hand sanitizer yang muncul di artikel NYT akan disumbangkan ke gereja lokal," katanya.

Pada Minggu (15/3/2020), staf dari Kejaksaan Umum, terlihat mengangkut belasan kotak dari tempat penyimpanan hand sanitizer milik Matt Colvin dan saudaranya. Mereka juga diperingatkan agar tidak lagi menimbun produk-produk medis di tengah bencana pandemi virus Corona.

"Kami tidak akan menoleransi penggelembungan harga pada saat genting seperti ini, dan kami akan mengambil tindakan tegas untuk menghentikannya," tutur Jaksa Umum General Herbert H. Slatery III, seperti dilansir New York Post.

Menaikkan harga barang yang produksinya terbatas saat keadaan darurat merupakan tindakan ilegal di Amerika Serikat. Jika ada yang mengetahui atau melihat praktik penimbunan barang, mereka bisa melaporkannya ke polisi.