Siswa SDN 08 Kampung Rempak

Belajar di Ruangan Pustaka yang Sempit dan Pengap

Belajar di Ruangan Pustaka yang Sempit dan Pengap

 Ironis, Negeri Istana yang kaya raya akan sumber daya alam, namun masih saja ada anak-anak generasi bangsa belajar di ruangan yang sempit dan pengap.

Inilah yang dialami murid yang duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri 08 Kampung Rempak, Kecamatan Siak. Mereka belajar di ruangan kurang udara. Selain itu, ruangan tersebut disekat atau dibatasi dengan lemari yang berisi buku-buku perpustakaan dan ruangan Tata Usaha (TU) sekolah.

"Memang ruangan tersebut sepertinya kurang layak untuk anak belajar, apalagi anak-anak Sekolah Dasar. Ruangan tersebut melebihi kapasitas kerena kecil, karena harus berbagi dengan ruangan TU dan pustaka. Maka dari itu kami memohon kepada pihak sekolah atau dinas terkait agar dapat mengkondisikan ruangan lagi di sekolahan tersebut. Agar anak-anak kami tidak belajar dalam keadaan seperti itu," ungkapnya.

Sementara itu, Rina, wali kelas dua SDN 08 Kampung Rempak. mengatakan, anak-anak didiknya sudah lama belajar dalam kondisi seperti itu. Sudah 1 tahun lebih belajar dalam ruangan yang sempit dan pengap.

"Ini ruangan anak-anak kelas dua SD dan saya sebagai guru kelasnya disini. Siswa kami di kelas 2 ini sekitar 21 anak dan belajar di ruangan  perpustakaan dengan cara disekat.

Sekatan di sebelah kanan perpustakan, dan di depan anak-anak belajar  itu ruangan Tata Usaha. Kalau udaranya sangat kurang segar alias pengap, karena ruangan ini kurang jendela dan lain-lain," ujarnya.

Ditambahkan Rina, murid-murid SDN 08 Kampung Rempak bergantian memakai ruangan kelas karena ruangannya yang kurang.  Ada yang masuk pagi dan ada yang masuk siang.

"Kita berharap mudah-mudahan ada penambahan ruangan untuk belajar anak-anak. Kasihan anak-anak belajar dalam keadaan seperti ini," ungkap Rina dengan mata berkaca-kaca seperti hendak menangis di ruangan belajarnya.

Kepala SDN 08 Kampung Rempak Rosdalia ketika didatangi di sekolahnya tidak ada ditempat, ditelpon tak diangkat, disms juga tak dibalas.

Pantauan lapangan, keadaan lokal yang ditempati anak kelas dua terlihat sempit, dan udara sangat pengap. Keadaan ini makin diperparah dengan sekatan lemari buku-buku perpustakaan dan ruangan TU yang membuat suasana nelajar kurang nyaman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak Kadri Yafis melalui Kabid SD Pendidikan Siak Syofyan ketika dihubungi melalui telponya mengatakan, pihaknya belum tahu permasalahan itu.

 Untuk mengantisipasi terjadinya ruangan yang melebihi kapasitas, tahun 2016 akan dibangun sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di setiap sekolah se-Kabupaten Siak.

"Yang saya tahu siswa di SD tersebut sekitar 60 anak, dan ruangan saya rasa sudah cukup. Nantilah saya hubungi kepala sekolahnya, karena sampai saat ini pihak sekolahan (kepala sekolah) tidak ada memberitahukan atau mengkoordinasikan hal ini kepada saya,"jelasnya.

Menangapi masalah ini, anggota DPRD Siak Sujarwo yang masuk di Komisi Pendidikan dan Hukum merasa kaget. Ia berterima kasih atas informasi ini, dan dirinya besok (Selasa 31/3) akan turun langsung ke sekolahan tersebut.

"Terima kasih atas informasinya, kami belum tahu masalah ini, besok kami ke sekolahan tersebut untuk mengecek kebenarannya.

Kalau memang itu benar kita berharap dari pihak dinas terkait agar bisa memberikan solusi yang terbaik agar anak-anak tidak terkendala dalam belajar. Jangan  sebaliknya, anak-anak ditumpuk di ruangan yang sempit dan pengap seperti itu," pungkasnya. ***