Kadiskes Riau: 40 Persen Stunting Terjadi pada Keluarga Berada

Kadiskes Riau: 40 Persen Stunting Terjadi pada Keluarga Berada

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, masalah stunting atau anak tumbuh kerdil tidak hanya terjadi pada masyarakat miskin. Menurutnya, 40 persen stunting justru terjadi pada anak dari keluarga yang mampu.

Dijelaskan Mimi, hal ini terjadi karena pola asuh dan pola makan yang tidak bagus pada anak.

"Banyak anak sekarang dijaga pengasuh atau dititipkan ke tempat penitipan anak. Di tempat itu ada banyak anak yang diasuh, tentu tidak seperti mengasuh anak sendiri kan, itu kan sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan pertumbuhan anak," kata dia kepada Riaumandiri.id, Kamis (9/1/2019) di ruang kerjanya.


Masalah lainnya, kata Mimi, banyak anak yang tidak diberikan imunisasi, sehingga penyakit mudah menyerang anak tersebut.

Untuk itu, Mimi mengimbau masyarakat menyajikan makanan bergizi kepada anak serta membawa anak sebulan sekali ke pos layanan terpadu (Posyandu) guna mencegah stunting.

"Sebulan sekali anak-anak kita dibawa ke posyandu untuk ditimbang, diukur tinggi badannya dan dicatat secara rutin. Ini penting sekali bagi ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita, agar kita tahu anak kita stunting atau tidak," kata Mimi.

Selain itu, dia menganjurkan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah agar pertumbuhan janin yang dikandungnya tidak terganggu.

Sebagai informasi, pada 2018 daerah yang menjadi lokus penanganan intervensi stunting di Riau yaitu Kabupaten Rokan Hulu, tahun 2019 ditambah Kabupaten Kampar, dan 2020 Meranti, Pelalawan, dan Rokan Hilir.

"Di tahun 2021 semua kabupaten menjadi lokus pengangan intervensi stunting," kata Mimi. 


Reporter: Rico Mardianto



Tags Kesehatan