Tak Bayar SPP dan Seragam, Sejumlah Siswa MA Al-Muttaqin Siak Disuruh Guru Pulang

Tak Bayar SPP dan Seragam, Sejumlah Siswa MA Al-Muttaqin Siak Disuruh Guru Pulang

RIAUMANDIRI.ID, SIAK - Sejumlah siswa Madrasah Aliyah Al-Muttaqin, Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak disuruh pulang ke rumah oleh gurunya lantaran belum membayar SPP dan uang seragam sekolah.

Para siswa yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil satu per satu di depan kelas di hadapan teman-temannya. Mereka lantas disuruh pulang dan tidak diperbolehkan mengambil nomor ujian. 

Paras sisiwa ini memang berasal dari keluarga kurang mampu. Jangankan untuk membayar SPP dan baju seragam, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja mereka kesulitan.


Kondisi ini membuat siswa yang disuruh pulang sangat sedih dan malu. Begitu juga dirasakan oleh orangtua para siswa, ketika mendengar cerita yang disampaikan oleh anaknya.

“Kami belum bisa membayar sebagian SPP dan uang baju seragam, sekitar Rp100 ribu. Akibatnya Kami disuruh pulang dan tak boleh mengambil nomor untuk ikut ujian oleh guru di depan kelas. Kami sangat malu sama teman lainnya. Kami langsung pulang tanpa bisa mengambil nomor ujian,” ujar AR, salah seorang siswa kelas 11 IPS, MA Al-Muttaqin, kepada wartawan dengan wajah sedih, Sabtu (30/11/2019).

Lanjut siswa ini, selain dirinya juga ada beberapa teman lainnya yaitu berinisial (AP), (AN) dan (NI) yang disuruh pulang, gara-gara belum bayar uang baju seragam.

“Awalnya kemarin Bu guru mengatakan, kami yang belum lunas bayar SPP disuruh mencicil untuk melunasi sampai hari ini. Tapi setelah sebagian dilunasi, kata Bu guru lain lagi. Malah Kami disuruh bayar baju seragam. Karena belum bisa bayar, kami dipanggil satu per satu sama Bu guru di depan kelas. Malah tanpa basa-basi, Kami disuruh pulang,” jelasnya.

Salah seorang wali murid Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Sumarjan, merasa kecewa dengan sikap guru yang menurutnya tidak punya rasa iba. Dia mengatakan sebaiknya pihak sekolah berembuk terlebih dahulu kepada wali murid untuk mencarikan solusi bukan malah sebaliknya, anak-anak mereka suruh pulang.

“Kami sebagai orang tua tentunya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Memang sih, Kami orang tak punya tapi jangan seperti inilah. Lebih baik Kami dicaci maki, daripada anak yang disuruh pulang dari sekolah di depan teman-teman mereka,” ucapnya dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan.

Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Khairudin saat dikonfirmasi melalui telpon seluler, Minggu (2/12/2019) membenarkan bahwa wali kelas meminta sejumlah siswanya untuk pulang. Hal itu dilakukan agar mereka bisa memenuhi tanggung jawab yang diwajibkan.

“Itu dilakukan sebagai gerta-gertak sambal supaya mereka melunasi. Lantaran sekolah swasta itu hidupnya dari uang komite. Sementara kadang anak-anak ini dikasih orang tua untuk bayar SPP tak sampai ke sekolah. Namun kalau ujian mereka tetap ikut, meski nanti akhirnya pakai surat perjanjian akan sanggup melunasi,” jelasnya.

Ketika ditanya, apakah tak ada cara lain selain mengusir anak-anak dari ruang kelas di depan teman-temannya, ia mengaku hal seperti itu sudah dari dulu dilakukan dan tak jadi masalah.

“Memang selama ini dengan cara itulah Kami lakukan, dan tak ada masalah. Tapi kalau itu salah, akan kami perbaiki ke depan,” terangnya.

Terlepas dari itu, sambung Khairudin, dirinya akan melakukan mediasi dengan para orang tua siswa di sekolah untuk mencarikan solusi. 

“Yang jelas Kami akan lakukan musyawarah dengan wali murid besok pagi. Selama ini juga Kami belum pernah mengeluarkan siswa untuk tidak ikut ujian, semua itu pasti ada solusinya,” pungkas Khairuddin.
 

Reporter: Sugianto