Perpusdes Kampung Mandi Angin Siak Menuju Pepustakaan Online

Perpusdes Kampung Mandi Angin Siak Menuju Pepustakaan Online

RIAUMANDIRI.ID, SIAK - Meski berada jauh dari ibu kota Kecamatan Minas, tetapi kampung Mandi Angin Kecamatan Minas Kabupaten Siak, Riau, tak mau ketinggalan dengan kampung lain yang ada di Kabupaten Siak. 

Di bawah kepemimpinan Penghulu Mandi Angin Martinus, ada beberapa prestasi terukir. Di antaranya kampung ini ditetapkan sebagai desa binaan, kolaborasi program peningkatan SDM kerja sama Sinar Mas dengan Universitas Islam Riau (UIR). Di mana adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi kerakyatan serta pelatihan pembuatan pupuk kompos bagi warganya.

"Alhamdulillah, kami mendapat perhatian dari Sinar Mas dan UIR dalam program peningkatan sumber daya manusia. Kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan, warga kami banyak mendapat hal baru," ungkap Martinus, Senin (4/11/2019).


Tidak sampai di situ, kampungnya juga berhasil mendapat penghargaan sebagai Perpustakaan Desa (Perpusdes) terbaik tingkat Kabupaten Siak, sebagai desa yang mampu berinovasi. Atas kratifitasnya bersama masyarakat, Perpusdes di bawah asuhannya mendapat bantuan 3 judul buku dan enam unit komputer bantuan dari Sinar Mas dan Perpustakaan Nasional Jakarta.

"Ruang perpustakaan di tempat kami tidak hanya berfungsi sebagai ruang membaca, namun juga kami manfaatkan bagi warga terutama ibu-ibu untuk belajar dasar-dasar mengoperasikan komputer," ungkapnya. 

Ia juga mengatakan, masyarakat sangat antusias dengan hadirnya perpustakan ini. Dia berharap, jika jaringan internet tersambung, akan menerapkan pustaka online e-library sehingga masyarakat tak perlu datang ke ruang pustaka, cukup membukanya melalui aplikasi e-library di telepon pintar.
 
"Kita juga sudah melakukan kerja sama dengan sekolah setingkat SMP, kemudian kita ajarkan siswa tersebut bagaimana mengoprasikan komputer, tujuannya untuk persiapan mereka dalam menghadapi ujian berbasis komputer," terangnya.

Ia juga menceritakan kondisi akses jalan menuju kampungnya. Kalau panas berdebu kalau hujan jalan becek. Kemudian saat ini belum tersedia jaringan internet. Saat ini akses internet di ruang perpustakan mengunakan paket internet dari telepon pintar.

"Ini lah yang menjadi kendala kami, kami ingin menerapkan pustaka online, namun jaringan internet belum tersedia di kampung kami. Saya sudah berusaha menanyakan dengan sub kontrak Telkomsel Mitrasel, mereka mau memasangkan alat, nyambung di tower Telkomnya, namun mereka minta per tahunnya Rp45 juta, tentu kita keberatan."

Lanjut dia, perpustakaan ini bukan untuk dikomersilkan, namun untuk kepentingan masyarakat. Terutama untuk membantu anak sekolah dalam proses kegiatan belajar dan mengajar serta bagaimana industri rumah tangga memasarkan produk melalui online.

"Saya berharap smart kampung yang akan diterapkan Pak Bupati segera terwujud, karena sangat dirasakan manfaatnya, seperti kampung kami yang letaknya jauh dari Ibu kota kecamatan. Dengan aplikasi semua dapat dipermudah, Pelayanan Admintrasi mudah juga data penduduk juga terintegrasi," tutupnya.

 

Reporter: Darlis Sinatra