Balai Bahasa Taja Penyuluhan Bahasa dan Sastra se-Kota Dumai

Kadis: Penempatan Bahasa Harus Jadi Perhatian

Kadis: Penempatan Bahasa Harus Jadi Perhatian

PEKANBARU (HR)-Bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa.Untuk itu perlu perhatian serius dari semua lemen masyarakat, terutama tenaga pendidik untuk bisa menempatkan bahasa Indonesia sebagai jati dirinya.

Demikian dikatakan Kadis Pendidikan Kota Dumai, H, Sya’ari, dalam sambutannya saat membuka secara resmi acara Penyuluhan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Guru se Kota Dumai di Kota Dumai, Senin (23/3).

“Banyak bahasa yang dipelajari dan dipakai dalam berkomunikasi di Indonesia, apakah itu di dunia pendidikan atau masyarakat umum. Namun diperlukan penempatan yang benar dalam penggunaannya. Mari kita beri ruang khusus untuk Bahasa Indonesia, di tengah maraknya penggunaan bahasa asing,” kata Kadis.

Ditambahkan Sya’ari, ibarat tukang yang bisa membuat rumah, namun tidak memiliki rumah. Kondisi ini sangat miris di saat maraknya penggunaan bahasa asing di tengah-tengah masyarakat.

“Untuk itu, ilmu yang didapat selama pelatihan bisa ditularkan kepada anak didik di sekolah dan kelompok kerja guru yang ada di Kota Dumai,” jelas Kadis yang didamping Kepsek SMK Negeri 2 Dumai, Juzmilita.

Sementara itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Agus Sri Danardan, menyebutkan, pelatihan yang dilakukan selama empat hari di Kota Dumai dengan jumlah 60 peserta dari TK, SD, SLTP, dan SLTA se Kota Dumai merupakan penyuluhan ke empat dalam bulan Maret ini.

“Tahun ini kita akan memberikan penyuluhan di 12 kabupaten/kota di Riau dengan materi Kebijakan Bahasa, Ejaan, Bentuk dan Pilihan Kata, Kalimat dan Paragraf, dan Apresiasi Sastra. Alhamdulillah kita sudah difasilitasi di Kota Dumai oleh Dinas Pendidikan dan jajarannya untuk melakukan kegiatan ini,” kata Danar.

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru bahasa Indonesia terhadap bahasa dan sastra, kata Danar diharapkan bisa dijadikan ajang diskusi, guna menambah pengetahuan peserta terhadap bahasa dan sastra Indonesia. “Atau paling tidak sebagai mengingatkan para guru terhadap apa yang pernah didapatnya tentang bahasa dan sastra Indonesia,” ucap Danar.(rls/hai)