Rektor UIN Riau: Mahasiswa yang Demo Karhutla Tidak Akan Di-DO

Rektor UIN Riau: Mahasiswa yang Demo Karhutla Tidak Akan Di-DO

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Rektor UIN Suska Riau Akhmad Mujahidin mengatakan pihaknya tidak akan memberi sanksi drop out (DO) terhadap mahasiswa yang melakuan unjuk rasa terkait kebakaran hutan dan lahan. 

Pernyataan ini ia sampaikan menanggapi kecaman sejumlah tokoh masyarakat Riau yang menyayangkan sikap Rektor yang bakal memanggil dan memberi sanksi mahasiswa yang terbukti ikut unjuk rasa soal karhutla tempo hari.

"Tidak ada mahasiswa DO karena demo karhutla. Mereka yang minta libur karena asap, tapi disalahgunakan untuk demo. Itu yang terjadi," kata Mujahidin, Minggu (22/9/2019).


Menurut Mujahidin, surat edaran libur kuliah yang dikeluarkan pihak kampus atas permintaan mahasiswa yang mengeluhkan udara tidak sehat di Kota Pekanbaru akibat kabut asap dari karhutla. 

Surat edaran itu dibuat berdasarkan kesepatakan para pimpinan kampus. Di mana isinya antara lain menghentikan semua kegiatan mahasiswa dan organisasi mahasiswa, baik di dalam maupun di luar kampus, dan juga melarang mahasiswa hadir di kampus.

"Libur bencana kabut asap itu untuk mengakomodasi keinginan mahasiswa agar mendapatkan udara segar," ujar Rektor.

Sebelumnya, aktivis lingkungan Johny Setiawan Mundung menyatakan dukungan terahadap aksi terkait kabut asap yang dilakukan mahasiswa Riau. Dia berjanji akan meyiapkan sebanyak 200 pengacara jika Rektor men-DO mahasiswa yang unjuk rasa.

Hal itu dia sampaikan saat pertemuaan tokoh lintas sektoral bersama mahasiswa UIN Suska Riau terkait sikap Rektor, di sebuah kafe di Pekanbaru, Kamis (21/9/2019) kemarin.

"Saya tegaskan menolak kriminalisasi dan ancaman terhadap mahasiswa oleh Rektor UIN Suska Riau Akhmad Mujahidin. Laporkan balik saja mereka, kalian tidak salah, tidak ada undang-undang yang melarang mahasiswa menyampaikan aspirasinya, apalagi untuk kepentingan rakyat," kata Mundung.

Secara bersamaan, kecaman juga disampaikan anggota DPRD Riau, Ade Hartati. Dia menyayangkan jika Rektor memberi sanksi terhadap mahasiswa yang kritis.

"Ada upaya pembungkaman dari pihak rektorat kepada adik-adik mahasiwa ini. Mereka tidak boleh bersuara untuk menyikapi apa yang terjadi di Riau dan yang terjadi di internal kampus UIN Suska Riau," ujar Ade.

Politisi Partai Amanat Nasional ini mengatakan bahwa mahasiswa yang diintimidasi tidak perlu takut karena DPRD Riau akan berada di belakang mahasiswa yang berjuang untuk rakyat.

"Lanjutkan saja, jangan takut ancaman DO dari Rektor. Kami akan maju paling depan jika itu terjadi. Pemerintah juga harus melihat ini. Saya dan tokoh reformasi di sini mendukung gerakan mahasiswa ini, apalagi ini untuk kepentingan masyarakat Riau," sebutnya.

 

Reporter: Rico Mardianto