Mahasiswa Unri dan Umri Tuntut Syamsuar Mundur, Kepemimpinan 100 Hari Gagal

Mahasiswa Unri dan Umri Tuntut Syamsuar Mundur, Kepemimpinan 100 Hari Gagal

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Tiga tahun Riau terbebas dari asap tebal. Kini di masa kepemimpinan Gubernur Riau, Syamsuar-Edy Natar Nasution, asap kembali datang menyelimuti Riau. 

Bahkan saat ini kualitas udara sudah masuk level berbahaya akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dan ini menandakan kepemimpinan 100 hari yang dijanjikan Gubernur Riau, gagal total. 

Penegasan tersebut disampaikan mahasiswa Universitas Riau di hadapan Gubernur Riau saat demo menuntut keseriusan Gubernur dalam menangani dan mencegah terjadinya karhutla. Hal ini sesuai dengan janji 100 hari Gubernur Riau, usai dilantik sebagai Gubernur Riau.


“Gubernur Riau sudah gagal membuktikan janjinya menyelesaikan karhutla di Riau. Bahkan saat ini sudah banyak merugikan masyarakat, kami menuntut Gubernur Riau mundur jika gagal menyelesaikan asap ini,” tegas koordinator aksi demo mahasiswa Unri, Hadi.

Dikatakan Hadi, Gubernur Riau menolak menandatangani tuntutan mahasiswa Unri, dan Gubernur Riau hanya menyampaikan akan menghilangkan kabut asap untuk tahun depan. Dan ini menandakan Gubernur tidak siap menjalankan tugasnya menyelesaikan  karhutla di Riau.

“Gubernur hanya menyampaikan akan menghilangkan asap. Dan tidak berani menerima tuntutan kami, kalau dia gagal kami akan datang lagi dengan massa yang lebih banyak lagi, menuntut Gubernur mundur,” tegasnya lagi.

Tidak hanya dari mahasiswa Unri yang menyampaikan kegagalan Gubri, dan meminta Gubri mundur. Tapi juga dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau, yang juga ikut bergabung dalam aksi demo di Kantor Gubernur Riau. Mahasiswa Umri menilai pemerintah Riau telah gagal melaksanakan tugasnya mencegah karhutla. Termasuk janji dari Gubernur Riau Syamsuar, yang telah berjanji usai dilantik akan mencegah Karhutla. Namun ternyata Gubernur hanya lebih banyak pencitraan. 

“Pemerintah tidak mampu menyelesaikan Karhutla, sudah disumpah janjinya tapi sesudah duduk lupa akan janjinya. Rakyat mati tak dipedulikan, laknat pemerintah Riau. Lebih banyak pencitraan, kami tidak butuh pencitraan,” kata Korlap mahasiswa Umri, Zikri. 

Selain itu mahasiswa juga meminta kepada Gubernur Riau, tidak hanya menyampaikan foto-foto kunjungan ke lokasi kebakaran yang sudah terjadi. Kebakaran yang sudah terlanjur meluas tanpa ada pencegahan dari awal. 

“Kami tidak butuh foto Gubernur di lapangan, stop pencitraan. Riau dibakar, pemerintah buta,” teriaknya. 

Sementara itu, Gubernur Riau, Syamsuar bersama Wakil Gubernur Edy Natar Nasution, yang langsung menjumpai ribuan mahaisea Unri dan Umri di halaman Kantor Gubernur Riau, menyampikan bahwa pihaknya sudah bekerja maksima dalam menangani Karhutla di Riau. 

Dan pihaknya telah menyusun beberapa strategi untuk menanggulangi Karhutla. Mengatasi dan menindak tegas para pelaku yang menyebabkan Karhutla. Diantaranya, akan membekukan izin lingkungan perusahaan yang terbukti membakar lahan.

"Yang bisa kita lakukan sesuai kewenangan, kalau ada perusahaan yang terbukti membakar lahan akan kami bekukan izin lingkungannya. Kalau untuk mencabut izin itu kewenangan pusat," ujar  Syamsuar. 

Untuk penegakan hukum akan memantau dan memasang police line di lahan-lahan bekas terbakar agar tidak ditanami oleh orang tak bertanggungjawab. Selanjutnya, pemerintah akan memberikan bantuan alat berupa ekskavator ke setiap kecamatan yang dinilai rawan karhutla.

"Siapapun yang menanam di lahan bekas terbakar yang sudah diberi police line tersebut akan diduga sebagai pembakar dan akan dimintai keterangan. Bantuan ekskavator dimaksudkan supaya tidak ada lagi yang membuka lahan dengan membakar dan mudah menanggulangi apa bila ada kebakaran dengan membuat sekat pemisah api agar tidak merambat," kata Syam lagi.

Terakhir, Pemprov Riau akan melakukan penelitian dan pengembangan untuk membudidayakan tanaman yang ramah gambut.

"Ini tentu melalui badan restorasi gambut. Apa yang cocok di tanam di gambut supaya tidak terbakar," tutupnya.

Usai menyampaikan penjelasan kepada mahasiswa Unri dan Umri, Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, langsung meninggalkan mahasiswa tanpa menerima tuntutan mahasiswa, setelah masuknya waktu maghrib. Dan mahasiswa pun berjanji akan kembali menggelar aksi demo yang lebih besar lagi. 


Reporter: Nurmadi