Malas Bercinta Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Pria Kena Kanker

Malas Bercinta Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Pria Kena Kanker

RIAUMANDIRI.CO - Seiring bertambahnya usia, beberapa orang mengalami penurunan gairah seksual. Kondisi itu membuat mereka malas bercinta dengan pasangannya. Padahal bukan hanya sekadar untuk menjaga keintiman, hubungan seksual juga berdampak baik bagi kesehatan.

Menurut penelitian baru-baru ini, malas bercinta dapat menimbulkan ancaman kesehatan serius bagi mereka yang usianya lebih dari 50 tahun, terutama pria. Peneliti dari Anglia Ruskin University melakukan survei terhadap 5.700 pria dan wanita yang mendekati usia emas.

Hasil penelitian menemukan, pria yang bercinta lebih sedikit setelah berusia 50 tahun mengalami peningkatan risiko terserang penyakit serius. Sedangkan pada wanita tidak ada peningkatan yang signifikan.


Para peneliti mengatakan, mereka yang berusia lebih dari 50 tahun harus menjaga gairah seksualnya untuk manfaat kesehatan. Sebab satu kali bercinta dapat membakar hingga 85 kalori. Selain itu, hormon endorfin yang dikeluarkan saat bercinta dianggap dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Di sisi lain, penelitian ini menemukan pria yang malas bercinta memiliki kemungkinan 63% lebih tinggi terserang kanker. Lalu risiko terserang penyakit lain juga meningkat sebanyak 41 persen.

Menurut peneliti, penurunan frekuensi bercinta adalah tanda peringatan utama. Contoh, pria yang kehilangan minat berhubungan seksual bisa jadi mengalami impotensi. Kemungkinan dirinya memiliki masalah pembuluh darah yang menyebabkan risiko penyakit jantung.

"Penting untuk diingat bahwa seks adalah bentuk aktivitas fisik, meskipun sering dilakukan pada intensitas sedang,” ujar Dr Lee Smith selaku penulis senior penelitian seperti yang Okezone kutip dari The Sun, Selasa (3/9/2019).

Selain itu, hasil penelitian juga menemukan pria yang gairahnya tetap memiliki risiko yang lebih kecil untuk terserang penyakit seperti diabetes dan radang sendi dimana kemungkinannya hanya 15 persen.

Namun peneliti tidak dapat memastikan apakah frekuensi hubungan seks yang berkurang dapat menyebabkan penyakit, atau malah sebenarnya merupakan pertanda penyakit. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior.

Terlepas dari hasil penelitian tersebut, baik untuk pria dan wanita tetap menjaga gairah seksualnya. Banyak cara yang bisa dilakukan. Bila dibutuhkan bisa berkonsultasi dengan para ahli.



Tags Kesehatan