Aksi Damai di Depan Kediaman, Ratusan Umat Islam Minta Gubernur Riau Bela UAS

Aksi Damai di Depan Kediaman, Ratusan Umat Islam Minta Gubernur Riau Bela UAS

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Aksi pembelaan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali berlangsung di Kota Pekanbaru, Riau. Kali ini ratusan umat Islam menggelar aksi damai bertajuk "Bela UAS, Bela Ulama" di depan kediaman Gubernur Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Ahad (1/9/2019) pagi. 

Aksi yang dikomandoi Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK) Riau tersebut sebagai bentuk dukungan mereka terhadap Ustaz Abdul Somad.

Massa awalnya melakukan Salat Subuh berjamaah di Masjid Raya An-Nur, lalu longmarch menuju kediaman Gubernur Riau.


Massa meneriakkan takbir sembari mengibarkan bendera bertuliskan kalimat tauhid, diikuti dari berbagai kalangan umur. Sesampainya di titik aksi, massa berkumpul memenuhi alun-alun bahkan ada yang menduduki Tugu Perjuangan.

Koordinator lapangan, Bambang dalam orasinya menyampaikan, masalah yang sedang menimpa UAS bukan masalah personal semata, maka sudah seharusnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau atau Gubernur Riau ikut membela UAS.

“Gubernurnya sendiri sudah tidak berpihak lagi kepada ulamanya, dan mengganggap bahwa itu persoalan pribadi. Dia lupa, bahwa UAS juga turut memperjuangkannya untuk duduk di rumah ini,” teriaknya di atas mobil komando seperti dilansir Haluanriau.co.

Menurutnya, kasus tersebut tidak tepat dipidanakan sebab apa yang disampaikan UAS dilakukan di ruang tertutup dan hanya menjawab pertanyaan dari jamaah pada waktu itu.

“Pekerjaan dakwah itu merupakan representatif umat, dan itu disampaikan di dalam masjid, di tempat khusus. Nah, apa yang dilaporkan sudah di tempat umum, seharusnya yang kena itu yang menyebarkan,” lanjut dia.

Sambungnya, bahwa proses pelaporan UAS oleh Brigadir Meo terkesan tergesa-gesa. Maka dari itu, meminta petugas kepolisian agar berlaku adil.

“Saat ini, ada kelompok yang dengan sengaja membenturkan antar agama, antar kelompok. Jadinya membuat negara kita ini menjadi negara yang tidak bermartabat,” pungkas Bambang.