RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Kepala Bidang Kerukunan Umat Beragama Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Riau Rudi Hartono mengatakan radikalisme, intoleransi, dan terorisme bukan bagian dari bangsa Indonesia. 

Hal itu ia sampaikan di hadapan puluhan mahasiswa baru dalam seminar di kampus Akademi John Paul II Pekanbaru, Selasa (27/8/2019).

Menurutnya, di era digital ini banyak isu provokatif yang beredar di media sosial sehingga menimbulkan keresehan di masyarakat. Informasi yang kebenarannya belum terbukti menyebabkan terjadinya perbenturan di masyarakat. 

Isu-isu tersebut, ujar dia, sengaja dibuat dan disebarkan oleh kelompok tertentu yang menginginkan terjadinya perpecahan demi kepentingan kelompoknya.

"Ada oknum tertentu yang ingin merusak perdamaian bangsa sehingga menciptakan isu-isu yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan," ujar Rudi Hartono.

"Banyak isu yang dibungkus dengan sedemikian rupa, menyebar ke masyarakat tanpa disaring terlebih dahulu," katanya.

Untuk itu, kata dia, mahasiswa sebagai agen perubahan harus melek literasi media, sehingga tidak serampangan menyebarkan informasi di media sosial. 

"Mahasiswa harus tahu mana informasi hoaks dan informasi yang benar, jadilah mahasiswa yang bijak menggunakan media sosial," kata Rudi.

Selain itu, Rudi mengatakan, semua orang sama di mata hukum, tuhan, dan negara. Namun, seringkali yang membuat perbedaan itu adalah individu tertentu yang menganggap kelompok atau rasnya paling benar di antara yang lain. 

Sikap seperti inilah yang menimbulkan radikalisme, intoleransi, bahkan terorisme di tengah masyarakat.

"Tidak ada yang berbeda di antara kita, sama-sama manusia, bangsa Indonesia yang cinta perdamaian dan NKRI," tambah dia.

Reporter: Rico Mardianto

Editor : Nandra F Piliang