232 JCH Kloter 6 Riau Berisiko Tinggi, TKHI Sarankan Gunakan Alat Pelindung

232 JCH Kloter 6 Riau Berisiko Tinggi, TKHI Sarankan Gunakan Alat Pelindung

RIAUMANDIRI.CO, MADINAH - Sebanyak 232 orang jamaah calon haji (JCH) Kloter 6 masuk dalam kategori berisiko tinggi. 

Hal itu dikarenakan para jamaah telah berusia lanjut, namun begitu untuk menghindari risiko para jemaah terserang sakit dan sebagainya disarankan untuk menggunakan alat pelindung, demikian disampaikan Tim Kesehatan Haji Indonedia (TKHI) Riau Kloter 6 yang mendampingi JCH Meranti, Kota Pekanbaru dan Inndragiri Hulu.

"Kami sebagai TKHI mengajurkan jamaah untuk selalu membawa dan menggunakan alat pelindung diri (APD) saat berada di luar penginapan," ujar Kabag Humas dan Protokol Meranti Hery Putra menirukan Ketua Tim TKHI Kloter 6 dr Elmi Astrabel yang mendampingi JCH Kloter 6 Riau.


Pelindung diri yang dimaksud Tim TKHI meliputi, topi ataupayung, kacamata, masker, semprotan air, dan alas kaki. Selin itu untuk menjaga stamina dan daya tahan tubuh, dr. Elmi juga menyarankan makan yang cukup dan  banyak mengkonsumsi air putih.

"Makan teratur dan minum banyak air putih ini gunanya agar tubuh mendapat asupan tenaga dan cairan untuk menghindari dehidrasi apalagi di cuaca panas ekstrem," katanya.

Seperti diketahui, jumlah JCH yang tergabung dalam Kloter 6 Riau berjumlah 440 orang terdiri dari 252 jamaah wanita dan 187 jamaah laki-laki. Dari jumlah itu 70 persennya tercatat telah berusia lanjut.

Namun begitu, meski jumlahJCH Kloter 6 yang berisiko tinggi cukup banyak berkat kedisiplinan mengikuti saran serta petunjuk dokter TKHI. Diakui dr. Elmi  seluruh jamaah Kloter 6 khususnya Kepulauan Meranti yang berjumlah 90 orang berada dalam kondisi sehat dan stabil.

"jamaah Meranti saat ini  masih dalam keadaan stabil dan baik, walau pun masih ada keluhan pegal-pegal,  letih dan nyeri tenggorakan akibat kelelahan dalam beribadah dan tinggi nya suhu di Madinah," kata Ketua TKHI dr Elmi.

Sebagai informasi, memasuki hari kelima aktivitas JCH Meranti dilanjutkan dengan mengunjungi Jabal Magnet, perkebunan kurma dan pusat pencetakan Al-Quran di Kota Madinah. Di tempat itu para JCH diberikan cenderamata oleh perushaan berupa Al-Quran.