Mahasiswa FDK UIN Suska Riau Pasang Spanduk Memprotes Kebijakan Rektor

Mahasiswa FDK UIN Suska Riau Pasang Spanduk Memprotes Kebijakan Rektor

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau memasang dua spanduk berisi penolakan terhadap pemilihan ketua Dewan Mahasiswa oleh Rektor, Kamis, (4/7/2019).

Dua spanduk bertuliskan 'Mahasiswa FDK Menolak Pemilihan DEMA FDK Secara Ad Hoc' dan 'Kembalikan Demokrasi Mahasiswa, Jangan Rusak Budaya FDK' dipasang di gedung fakultas tersebut.

Ketua Dema FDK Vizra Dwi Yanri menyebut pemasangan spanduk dilakukan oleh mahasiswa FDK yang peduli demokrasi di kampus tersebut. Di mana Rektor UIN Suska Akhmad Mujahidin akan menyeleksi calon ketua organisasi mahasiswa di kampus tersebut. Selain itu, Rektor juga membuat pakta integritas yang harus ditandatangani oleh pengurus organisasi mahasiswa. 


Isi pakta integritas itu dinilai sebagai bentuk otoritarianisme Rektor terhadap organisasi mahasiswa, di mana Rektor bisa lebih jauh mengendalikan organisasi mahasiswa, bahkan Rektor berwenang memecat pengurus organisasi jika melanggar pakta integritas yang dibuat secara sepihak tersebut.

"Kebijakan yang telah diputuskan oleh Rektor UIN Suska Riau sangat bertentangan dengan mahasiswa, terkhusus di FDK kami menolak kebijakan Rektor," kata Vizra kepada Riaumandiri.co.

Vizra meminta rektorat mengembalikan sistem demokrasi di UIN Suska Riau. Menurutnya pemilihan Sema dan Dema harus dilaksanakan demokratis oleh mahasiswa seperti di masa kepemimpinan rektor-rektor sebelumnya.

"Selama ini FDK punya budaya dalam memilih ketua ormawa di lingkungan FDK, sesuai dengan SK Dirjen Nomor 4961 tahun 2016, poin ke sepuluh tentang Tata Cara Pemilihan Ketua Dema dilaksanakan melalui perwakilan mahasiswa tiap-tiap jurusan dalam forum musyawarah. Jadi pemilihan sudah sangat jelas ditetapkan dengan SK tersebut," tutur Vizra.

Mahasiswa FDK lainnya, Jumaldi mengatakan spanduk yang dipajang di Gedung FDK itu adalah aspirasi mahasiswa yang tidak ingin budaya demokrasi di lingkungan FDK diberangus oleh pejabat kampus.

"Pemimpin organisasi mahasiswa harus dipilih oleh mahasiswa untuk mahasiswa bukan dipilih oleh pimpinan-pimpinan fakultas maupun universitas," sebut Jumaldi.

Sebelumnya Rektor Akhmad Mujahidin saat menemui mahasiswa di depan gedung rektorat beberapa hari lalu menyebut kebijakan ini diambil karena kepemimpinan mahasiswa di BEM UIN Suska Riau berada dalam kondisi vacum of power sejak 28 Februari lalu. 

Sehingga Rektor kemudian mengeluarkan SK tentang pengembalian BEM UIN Suska Riau dan membentuk tim adhoc dan tim fit and proper test yang akan memilih ketua Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa tingkat universitas dan fakultas, dan juga ketua UKK/UKM.


Reporter: Rico Mardianto