Dihadiri Wakil Ketua DPD, Seminar Perempuan dan Kebijakan Publik Jadi Ajang Curhat

Dihadiri Wakil Ketua DPD, Seminar Perempuan dan Kebijakan Publik Jadi Ajang Curhat

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Seminar bertajuk 'Perempuan dan Kebijakan Publik" dengan menghadirkan pembicara Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Prof Dr Darmayanti Lubis, di Pematangsiantar, Kamis (27/6/2019) dijadikan ajang curhat bagi ibu-ibu yang hadir dalam seminar tersebut.

Dalam seminar yang digelar Pengurus Daerah Wanita Islam Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, seorang perempuan yang ikut menjadi peserta seminar mengeluh dan merasa kecewaan. 

Karena dirinya yang menjadi caleg pada Pemilu 2019 gagal menjadi anggota legislatif. Pada hal, setiap masyarakat yang dijumpainya, baik melalui perkumpulan-perkumpulan pengajian dan bertemu langsung dengan masyarakat menjanjikan akan memilih dia. 


“Kami sudah turun langsung ke masyarakat. Mendatangi perkumpulan-perkumpulan, pengajian, dan lainnya. Awalnya mereka meyakinkan suara mereka tidak akan ke mana-mana, tapi nyatanya di hari H, tidak terealisasi,” ungkap perempuan dengan nada kecewa.

Namun rasa kecewanya merasa terobati setelah bertemu dengan Darmayanti Lubis akrab dipanggil Bunda di Kota Pematangsiantar. Karena Darmayanti juga tidak lolos ke DPD dan proses sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya sedih. Tapi begitu bertemu Bunda, memandang wajah Bunda yang teduh, saya merasa plong. Apalagi mengingat perjuangan Bunda sampai saat ini, dan masih menunggu sidang di MK,” ujar peserta seminar itu.

“Saya kemarin, setelah mengetahui perolehan suara saya, teman-teman segan menelepon atau menghubungi saya. Saya juga sempat ganti nomor handphone. Bagaimana ya, namanya realisasi tidak sesuai prediksi,” aku seorang perserta lainnya.

Darmayanti sendiri dalam seminar itu sempat menceritakan bagaimana perjuangannya untuk menjaga suaranya dalam Pemilu lalu. Bahkan, hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kita masih berjuang. Berkas sudah masuk ke MK. Tinggal menunggu jadwal sidang,” terang Darmayanti, yang tahun ini merupakan kali ketiga ia menjadi calon anggota DPD.

Kata Darmayanti, jika perempuan diberikan kesempatan berkecimpung dalam politik, tentunya arah kebijakan publik  akan lebih peduli terhadap perempuan.

“Jadi para perempuan, belajarlah ilmu politik. Negara tidak ada membatasi peranan perempuan. Tetap diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki,” terangnya.

Sedangkan agama, khususnya Islam, lanjutnya, juga mendorong perempuan untuk maju. “Tentunya tetap menutup aurat, bersikap sesuai akidah, dan bisa memberikan manfaat atau berkah,” katanya lagi.

Perempuan, sambungnya, harus punya ilmu. Tanpa ilmu, perempuan tidak akan mampu berbicara.

Dia berharap dalam Pilkada Siantar tahun 2020 dan 2024 ada calon perempuan yang maju.
  
“Saya ingin, di Pilkada Siantar selanjutnya, tahun 2020 atau 2024, harus ada calon perempuan. Wanita harus terus berjuang untuk negara dan keluarga,” tukasnya.

Yang terpenting, diingatkan Darmayanti, perempuan harus mampu mengatur waktu (time management). Apalagi yang memutuskan untuk berperan di publik dan domestik.

“Saya dulu, saat anak-anak masih kecil, setiap malam sudah memutuskan besok mau masak apa. Jadi pagi-pagi tidak sibuk lagi berpikir-pikir. Itu salah satu time management,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah (PD) Wanita Islam Pematangsiantar Dra Hj Rayani Purba dalam sambutannya mengatakan bahwa wanita harus memiliki peranan penting.

“Wanita adalah tiang agama. Apabila wanita rusak, maka rusaklah negara,” katanya.

Acara tersebut juga dihadiri Ketua MUI Pematangsiantar Drs HM Ali Lubis, Sekretaris Umum H Ahmad Ridwansyah Putra, dan Bendahara Umum Badri Kalimantan.

Reporter: Syafril Amir



Tags DPD RI