Hendropriyono Kaitkan Aksi 22 Mei dengan Kudeta dan Terduga Teroris yang Ditangkap

Hendropriyono Kaitkan Aksi 22 Mei dengan Kudeta dan Terduga Teroris yang Ditangkap

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Penangkapan 29 orang terduga teroris yang akan melancarkan aksi pengeboman saat pengumuman hasil Pemilihan Umum 2019 pada 22 Mei nanti, menurut Jenderal TNI Purnawirawan AM Hendropriyono, merupakan strategi kudeta untuk menggulingkan pemerintah dengan sengaja membuat jatuhnya korban jiwa agar rakyat menjadi reaktif.

"Kalau sudah ada yang ditembak, dibom, maka jadilah mereka bilang martir. Ada martir maka semangat rakyat terbakar untuk marah dan anarki," ujar mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut dalam acara musyawarah besar kaum muda Indonesia, Minggu (19/5).

Ia menyayangkan, karena justru pemerintah lah yang nantinya akan dituduh sebagai dalang atas jatuhnya korban jiwa apabila terjadi pengeboman saat pawai kedaulatan rakyat 22 Mei nanti digelar.


"Pemerintah untuk apa ngebom rakyatnya sendiri? Pemerintah kan yang harus membawa rakyatnya pada keamanan dan kesejahteraan bersama, masa ngebom? Yang ngebom mereka," tandas Hendropriyono.

Selain rencana pengeboman yang akan dilancarkan untuk mengkudeta pemerintah, ada juga strategi lainnya yakni dengan ajakan untuk boikot bayar pajak yang diserukan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyuono. Menurut Hendropriyono, hal tersebut juga merupakan bentuk strategi yang juga sengaja dimainkan untuk mengkonfrontasi masyarakat.

"Lalu ada yang teriak tak mau bayar pajak, itu namanya pembangkangan sipil dan itu memang membakar untuk pemberontakan sipil," pungkas Hendropriyono.

Hendropriyono, mengingatkan agar masyarakat maupun aparat kepolisian tetap waspada sekalipun sebanyak 29 orang terduga teroris telah ditangkap. Di sisi yang lain, ia juga menjamin bahwa proses pemilu akan berjalan baik lancar dan aman, karena tentara dan polisi akan setia pada sumpahnya untuk menjaga keamanan dan ketertiban.

"Jadi tidak ada sebetulnya yang harus ditakuti. Saya ingatkan, tidak ada kudeta sipil yang berhasil di dalam sejarah, karena TNI dan Polri tidak dibelakang. TNI dan Polri tetap berada pada pelaksanaan sumpah mereka," ujar Hendropriyono.

Meskipun demikian, ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terkonfrontasi dan tetap berjaga-jaga dengan cara tidak turun ke jalan pada saat pengumuman hasil Pemilu 2019 22 Mei nanti dilaksanakan.

"Mengingatkan supaya saudara-saudara tidak usah turun ke jalan, tidak usah. Jagalah diri dan keluarga, anak-anak masing-masing untuk jangan mau ditipu menjadi korban dari para elit yang enak-enak pergi ke luar negeri kabur," tandas Hendropriyono.