Komjen Pol (Purn) Sofjan Jacoeb: Polisi Tak Netral, Berarti Pengkhianat Demokrasi

Komjen Pol (Purn) Sofjan Jacoeb: Polisi Tak Netral, Berarti Pengkhianat Demokrasi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Mantan Petinggi Polri, Komjen Pol (Purn) Sofjan Jacoeb ikut menghadiri kampanye Akbar Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (31/3/2019). 

Dalam kesempatan tersebut, Sofjan Jacoeb menegaskan bahwa kehadirannya ke acara Kampanye Akbar ini adalah untuk mendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres 17 April 2019 mendatang.

Dia ingin, paslon yang mengusung jargon "Indonesia Adil dan Makmur" itu dapat membuat rakyat Indonesia bisa hidup lebih sejahtera dan lebih baik dari kondisi saat ini. 


"Prabowo Presiden, Sandiaga Uno Wakil presiden, terima kasih saudara saudara ku Sidoarjo Jawa Timur, saya purnawirawan Polri saya mendukung Prabowo-Sandi sebagai presiden dan wakil presiden," ungkap Sofjan di panggung utama kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Stadion Delta Sidoarjo. 

Namun, lanjut dia, jika ada prajurit polisi aktif yang tidak netral dalam Pilpres ini berarti prajurit-prajurit tersebut telah mengkhianati demokrasi yang telah berdiri di Republik Indonesia. 

Dia juga meminta kepada seluruh rakyat Indonesia jika menemukan adanya pelanggaran kode etik anggota Polri aktif yang memaksa untuk memilih salah satu pasangan capres dan cawapres untuk segera dilaporkan ke divisi Propam. Sehingga, anggota Polri aktif tersebut dapat dikenakan sanksi hukum.

"Perhatikan kalau ada anggota polisi yang tidak netral itu adalah pengkhianat demokrasi, saudara tidak perlu takut, jangan khawatir, jangan ragu-ragu kalau ada yang tidak netral mohon sampaikan," tegas dia.

Sofjan kemudian mengungkapkan bahwa ia sendiri mendengar bahwa saat ini memang beredar informasi bahwa ada sebagian anggota Polri aktif yang tidak netral bahkan mengarahkan untuk memilih salah satu Capres tertentu. 

Karena itu, dia kembali menegaskan kepada para juniornya yang masih aktif menjadi anggota Polri untuk menjaga netralitas demi tegaknya sistem demokrasi di Indonesia. 

"Saya pantau memang berbedar itu, dan mereka yang tidak netral akan diperiksa oleh propam. Pak polisi jangan ikut kompetisi. Saya ini mantan polisi, purnawirawan polisi, saya boleh memihak, yang tidak boleh itu adalah polisi aktif," pesan Sofjan.