Fahira Idris: Sudah Saatnya Fungsi e-KTP Dimaksimalkan

Fahira Idris: Sudah Saatnya Fungsi e-KTP Dimaksimalkan

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua Komite I DPD RI Fahira Idris menilai, sudah saatnya fungsi e-KTP yang diimplementasikan sejak 2011 dimaksimalkan. Tidak hanya sebagai identitas diri tetapi juga sebagai kartu tunggal yang dapat digunakan masyarakat untuk mendapatkan berbagai bantuan dan pelayanan publik dari negara.

“Jadi idealnya, kita tidak perlu lagi menerbitkan berbagai kartu baru karena fungsi-fungsi tersebut sudah mampu dilakukan oleh e-KTP yang memang dirancang sebagai kartu multiguna. Tinggal bagaimana pemerintahan ke depan mengembangkan dan memaksimalkan kecanggihan e-KTP untuk memudahkan rakyat mendapat bantuan dan pelayanan publik yang prima,” ujar Fahira Idris, di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Menurut Fahira, chip yang ada di e-KTP mampu memuat data. Layaknya sebuah komputer mini. E-KTP mampu menyimpan data mulai dari tanda tangan digital, pasfoto, dan sidik jari, foto wajah, dan iris mata. Keunggulan lain e-KTP juga memiliki kemampuan memproses berbagai data jika dihubungkan dengan alat pembaca kartu atau card reader dan tersambung ke pusat data kependudukan nasional.


“Kenapa kecanggihan e-KTP ini tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga kita tidak perlu lagi menerbitkan berbagai kartu yang sebenarnya fungsinya bisa dilakukan oleh e-KTP yang memang dirancang sebagai kartu multiguna. Selama empat tahun terakhir ini, inisiatif memaksimalkan fungsi e-KTP, saya lihat belum ada. Oleh karena itu, harus segera dimulai menjadikan e-KTP sebagai kartu yang benar-benar ‘sakti’,” kata Senator Jakarta ini.

Ke depan, lanjut Fahira, e-KTP memang harus menjadi kartu tunggal bagi seluruh rakyat Indonesia untuk seluruh keperluannya, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. 

Oleh karena itu kata Fahira, fokus pemerintahan ke depan, siapapun yang memimpin republik ini, adalah bagaimana mengembangkan dan memaksimalkan kecanggihan e-KTP untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan publik dan bantuan sosial, bukan malah menerbitkan kartu-kartu baru lagi.

Reporter: Syafril Amir