Masih Ada Listrik Hidup Hanya 12 Jam di Riau, Sayed Abubakar Minta GM PLN WRKR Evaluasi

Masih Ada Listrik Hidup Hanya 12 Jam di Riau, Sayed Abubakar Minta GM PLN WRKR Evaluasi

RIAUMANDIRI.CO, MERANTI - Anggota DPR RI asal Riau, Sayed Abubakar A Assegaf prihatin dengan kondisi masyarakat di Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, yang belum bisa menikmati listrik secara utuh. Masyarakat di kabupaten termuda di Bumi Lancang Kuning ini hanya menikmati listrik di malam hari saja, sementara siang harus pasrah tanpa aliran listrik. 

Permasalahan ini terungkap saat politisi Demokrat ini melakukan kunjungan ke Desa Banto, Kecamatan Rangsang Barat, Rabu (6/3/2018). 

"Pak Sayed, kami saat ini hanya bisa menikmati listrik di malam hari saja. Listrik hidup sore hari sebentar, setelah itu mati, kemudian hidup lagi setelah maghrib," ungkap salah seorang tokoh masyarakat Banto, Izal. 


Izal menyebutkan, kondisi itu sudah dialami oleh warga sejak listrik masuk ke Pulau Rangsang, saat masih berada di bawah Kabupaten Bengkalis atau sebelum Meranti mekar menjadi kabupaten sendiri. 

Kunjungan pria yang biasa disapa Ibek ini didampingi oleh anggota DPRD Riau, Eddy M Yatim dan Wakil Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Muzamil dan beberapa orang tokoh masyarakat Meranti. 

Muzamil mengakui, pihaknya sudah sering meminta kepada PLN, agar kondisi listrik tersebut bisa dilakukan perbaikan. 

"Kami sudah usulkan agar bisa hidup 24 jam, tapi hingga saat ini belum juga bisa terealisasi. Tidak tahu apa yang menjadi permasalahan," jelasnya. 

Dirinya berharap dengan kehadiran anggota DPRD Riau dan juga DPR RI bisa menjadi jalan untuk penyampaian aspirasi masyarakat pada tataran yang lebih tinggi lagi. 

Di hadapan ratusan masyarakat Desa Banto, Sayed menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. 

"Saya baru tahu masih ada masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini yang belum bisa menikmati listrik seutuhnya. Kok bisa saat ini, listrik hanya hidup 12 jam, seperti menikmati listrik dengan genset," tegasnya. 

Minta GM PLN Mengevaluasi

Dirinya akan membawa permasalahan ini ke tingkat provinsi ataupun pusat karena memang Sayed berada di Komisi VII DPR RI, di mana salah satu mitra kerja adalah PLN. 

"Saya minta General Manager PLN Wilayah Riau Kepulauan Riau (WRKR) dapat segera mengevaluasi permasalahan ini. Tidak hanya di Banto, tetapi juga dapat menginventarisir daerah-daerah yang masih belum bisa menikmati listrik secara baik, apalagi yang belum dapat sama sekali," ucapnya. 

Menurutnya, kebutuhan listrik ini merupakan kebutuhan primer masyarakat. Banyak hal yang terkait dengan listrik ini. Peningkatan mutu SDM, peningkatan ekonomi masyarakat juga bisa tergantung pada listrik. 

Dikatakannya, jika listrik hanya bisa di malam hari tentunya akan sangat menghambat dalam peningkatan SDM bagi siswa, karena sekolah tentunya sangat membutuhkan listrik, terutama untuk penggunaan komputer dan fasilitas penunjang lainnya yang akan bisa mendukung kemampuan siswa. 

Selain itu juga keberadaan listrik tentunya akan bisa menunjang usaha usaha kecil menengah yang ada di masyarakat. 

"Jika tidak ada listrik dan menggunakan sumber listrik lainnya seperti genset tentunya akan berpengaruh tingginya biaya yang akan dikeluarkan," tegasnya. 

Listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar untuk menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari. Listrik yang hanya menyala pada malam hari mengakibatkan lambannya pertumbuhan ekonomi di kampung.

Pelaku perdagangan, terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk pengoperasian generator set (genset), guna menunjang aktivitas perdagangan mereka.

"Kalau pakai genset yang membutuhkan dana operasional relatif tinggi. Kalau dinaikkan harga, nanti jualan tidak bakal ada yang membeli. Jadi serba salah," jelas dia.

Belum lagi permasalahan pelayanan kesehatan di Puskesmas, pelayanan di kantor camat dan juga pelayanan masyarakat lainnya yang tentunya akan sangat berpengaruh untuk memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat. 

Sayed kembali menegaskan akan mengkaji permasalahan ini dan akan meminta penjelasan langsung dari pihak PLN WRKR.

"Jika tidak ada masalah yang urgen atau krusial, maka saya akan minta mereka untuk bisa masyarakat menikmati listrik 24 jam, karena itu hak masyarakat," tegasnya lagi. 

Reporter: Eka Buana Putra