Poros Muda Riau Sayangkan Pernyataan Ketum GP Ansor

Poros Muda Riau Sayangkan Pernyataan Ketum GP Ansor

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Presidium Poros Muda Riau H Sapaat, SE, MBA sangat menyayangkan pernyataan Ketua Umum DPP GP Ansor Yaqut Cholil Quomas di televisi nasional, yang menyebut ada gerakan radikal di Riau yang terkonsolidasi.

Sapaat menilai pernyataan Yaqut cukup tendensius dan menyakiti perasaan masyarakat Riau. Oleh karena itu, dia meminta Yaqut mengklarifikasi langsung pernyataan tersebut.

Menurut Sapaat pemahaman masyarakat Riau dalam kesetaraan, keberagaman, dan hidup bermasyarakat yang universal cukup baik.


"Tadi malam saya selaku Presidium Poros Muda Riau sudah berkomunikasi dengan Saudara Purwaji Ketua GP Ansor Wilayah Riau dan menyampaikan ingin datang ke Sekretariat GP Ansor Riau dalam waktu dekat," jelas Sapaat dalam keterangan tertulis yang diterima Riaumandiri.co, Ahad (12/1/2019). 

Sapaat menambahkan, pihaknya juga sedang mencari kontak Yaqut agar bisa bertatap muka segera untuk membahas persoalan tersebut. 

"Saya pikir Saudara Yaqut Cholil Qoumas perlu lebih dewasa menyikapi ini dan lebih memahami berbagai aspek wawasan kebangsaan ikutannya," papar Sapaat yang juga Ketua Umum Ikatan Keluarga Sungai Tapung (IKST) Riau.

Dia menilai, sepintas statemen Ketua DPP GP Ansor tersebut masuk dalam kriteria ujaran kebencian. 

"Tapi kita tidak masuk dulu ke wilayah hukum tersebut. Kita  ingin melihat ini sebagai wadah semi ilmiah yang bisa diargumentasikan secara elegan di forum pertemuan resmi," terangnya. 

Dia menambahkan, di Riau saat ini lagi gencar-gencarnya melakukan perbaikan daerah untuk menaikkan angka pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor industri dan pariwisata. Pernyataan Ketua GP Ansor tersebut dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas pengembangan investasi di Riau dan Jawa Barat.

"Bisa anda bayangkan respon turis-turis nasional dan asing yang sudah berencana masuk ke Riau dan Jawa Barat, begitu membaca atau mendengar statement dari Yaqut. Ini sangat mengusik keberagaman dan pluralitas masyarakat Riau, yang berimplikasi mengusik sektor investasi dan bisnis di Bumi Melayu," pungkasnya. (rls)