Sumber Cahaya di Sumatera yang Berada di Kegelapan

Sumber Cahaya di Sumatera yang Berada di Kegelapan

RIAUMANDIRI.CO, BENGKULU - Pemasok listrik di Pulau Sumatera, salah satunya ternyata ada di kegelapan. Sumber cahaya itu berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Musi di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

PLTA Musi merupakan pembangkit listrik dengan tipe run of river yang dikendalikan dari bawah tanah. Gedung pembangkitnya berada di kedalaman 400 meter di bawah tanah, memanfaatkan aliran Sungai Musi.

Daya terpasang sebesar 3x70 MW atau 210 MW, yang mampu membangkitkan energi listrik sebesar 1,140 GWh per tahun dan merupakan PLTA besar pertama di Provinsi Bengkulu.


Daya listrik yang dibangkitkan PLTA Musi memenuhi dan mensuplai kebutuhan listrik hampir di seluruh wilayah Sumatera. Suplai dilakukan melalui interkoneksi jaringan transmisi 150 kv/275 kv untuk wilayah bagian selatan maupun utara.

"PLTA Musi interkoneksi dengan delapan provinsi di Pulau Sumatera. Mulai dari Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung," ungkap Senior Manager SDM dan Umum PT PLN Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu, Ferry Bawan, Sabtu 22 Desember 2018.

Menurut Ferry, pembangunan PLTA Musi merupakan upaya PT PLN untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di seluruh wilayah Pulau Sumatera. Terlebih energi listrik yang digunakan di Bengkulu dan Sumatera Selatan telah melebihi dari yang dibutuhkan atau surplus.

Sumatera Selatan dapat mengirimkan daya hingga 500 MW ke wilayah lain dari sisa yang digunakan. Sedangkan Kota Palembang memiliki kelebihan daya hampir 450 MW.

Dengan demikian, maka dari PLTA Musi bisa menyalurkan sisa energi ke wilayah Sumatera bagian tengah hingga 250 MW. Apabila ada kekurangan lagi, maka masih bisa di kirim 250 MW.

"Unit pelaksana pengendalian pembangkitan Bengkulu sebenarnya memiliki dua pembangkit listrik, PLTA Musi dan PLTA Tes. Dengan daya sebesar 210 MW, PLTA Musi mampu memasok listrik di Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan hingga Lampung," ungkap General Manager UPDK Bengkulu, Yuliandra.

Pembangunan PLTA Musi sendiri berdasarkan hasil studi tentang pembangunan sumber-sumber tenaga air di suatu daerah. Sejak operasional pada Februari 2006 lalu, sejauh ini belum ada insiden kecelakaan yang terjadi di dalam gedung pembangkit.

Menurut Yuliandra, tingkat keamanan yang terdapat di PLTA telah mencapai tingkat maksimal dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Di mana untuk melaksanakan pekerjaan, pihaknya sudah harus memetakan kondisi bahaya. Kondisi kerja ada satu fasilitas power house, dengan waktu delapan jam kerja di bawah tanah, menggunakan skema shift operator.