'Tembak' Jokowi, Titiek Soeharto Dibentengi Timses Prabowo-Sandi

'Tembak' Jokowi, Titiek Soeharto Dibentengi Timses Prabowo-Sandi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pernyataan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto yang menyinggung kebijakan impor pemerintah Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) menuai respons 'pedas' dari timses Jokowi-Ma'ruf Amin. Salah satu respons Tim Kampanye Nasional (TKN) bahkan menyinggung soal 'mantan'.

Menurut Titiek, kebijakan impor Jokowi-JK tidak sesuai dengan janji kampanye. Titiek menuturkan impor padi, jagung, dan kedelai (pajale) tak sesuai dengan janji yang pernah Jokowi diutarakan tentang swasembada pangan.

"Katakan saja misalnya kondisi pangan dan pertanian. Waktu itu ada yang janji dalam waktu 3 tahun akan swasembada pajale. Tapi kenyataannya, sampai sekarang, bukannya swasembada, malah impor," kata Titiek di depan peserta temu relawan lintas ormas pendukung Prabowo-Sandiaga Uno di Kota Cilegon, Banten, Rabu (14/11/2018).


Dari penjabaran itu, Titiek lantas menyinggung janji Jokowi yang tak ditepati. "Jadi kalau ada orang janji, terus nggak ditepati, namanya apa?" tanya Titiek kepada hadirin. 

Sontak relawan Prabowo-Sandi menyebut dengan kata bohong. Titiek kemudian mengeluarkan celetukan. "Bohong kok minta dipilih dua kali," kata dia.

Pernyataan itu lalu direspons oleh kubu Jokowi, salah satunya dari Inas Nasrullah Zubir. Ketua DPP Hanura itu memerinci data soal impor cangkul yang awalnya 1,5 juta unit, tapi realisasinya ternyata 86.190 unit.

Di akhir kata, Inas balik menyindir Titiek. Dia berbicara soal 'mantan' politikus Partai Berkarya itu.

"Begitu, lo, Titi (Titiek), cara menghitungnya. Jangan buru-buru pengin sang mantan menang, ya," imbau Ketua Fraksi Hanura DPR itu.

Titiek juga bukan tanpa 'beking'. Gerindra, partai yang didirikan Prabowo Subianto, langsung membela. Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mudjahid, menyebut pernyataan Titiek soal Jokowi ingkar janji benar.

"Apa yang dikatakan Titiek Soeharto dan para pendukungnya benar bahwa presiden sekarang banyak bohong dengan janji-janjinya waktu Pilpres 2014," ujar Sodik kepada wartawan, Rabu (14/11/2018). 

"Misal soal impor pangan, soal tidak akan utang, soal tidak akan bagi-bagi kekuasaan/kabinet, tidak akan pilih ketua umum dari partai jadi menteri, soal pertumbuhan ekonomi dan ratusan janji lainnya," sambung dia.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno juga membentengi Titiek, yang merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya. Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengungkit janji Jokowi, misalnya, janji kabinet yang ramping, tak menaikkan harga BBM, bagi-bagi kursi ke partai, hingga janji menghentikan impor. 

"Lantas dengan kondisi seperti itu, beliau mau janji apa lagi, janji yang sebelumnya saja belum dipenuhi. Jadi janji yang dulu diucapkan itu banyak sekali yang belum dipenuhi," katanya. 

"Sehingga kalau mau dua kali, memimpin lagi, nanti membuat janji lagi, ya artinya beliau mau ingkar lagi. Yang lama saja nggak dipenuhi, kok mau janji baru," sambung Dahnil.