PKS Minta Ma'ruf Amin Sebaiknya Tak Usah Pakai Istilah 'Buta-Budek'

PKS Minta Ma'ruf Amin Sebaiknya Tak Usah Pakai Istilah 'Buta-Budek'

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - PKS menilai sebaiknya cawapres Ma'ruf Amin tidak memakai istilah 'buta dan budek'. Alasannya, istilah tersebut menggiring perbebatan ke arah yang tidak jelas tolok ukurnya.

"Pak Kiai Ma'ruf Amin sebaiknya nggak usah pakai istilah 'buta dan budek'. Karena hanya menggiring perdebatan ke arah wacana yang nggak jelas tolok ukurnya," kata Ketua DPP PKS Almuzzammil Yusuf kepada detikcom, Sabtu (10/11/2018) malam.

Dia mengatakan Ma'ruf lebih baik menjelaskan semua janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah terealisasi. Penjelasan itu, menurutnya, bakal membuat orang paham dengan maksud 'buta dan budek' yang diucapkan Ma'ruf.


"Tapi sebaiknya Pak Kiai Ma'ruf Amin menjelaskan saja semua janji Pak Jokowi yang sudah terealisasi menurut Pak Kiai Ma'ruf. Sehingga dengan itu orang paham yang dimaksud Pak Kiai 'buta dan budek'. Bisa jadi yang dituduh 'buta dan budek' justru bisa menjelaskan bukti-bukti sanggahan yang luput, atau tidak terlihat dan terdengar oleh Pak Kiai Ma'ruf," jelas anggota DPR Fraksi PKS Dapil Lampung ini.

Almuzzammil menilai dialog dengan mengungkapkan argumentasi akan lebih sehat untuk pendidikan politik masyarakat dibanding menggunakan istilah 'buta dan budek'. Meski mengkritik penggunaan istilah yang dilontarkan Ma'ruf, Almuzzammil mengaku tetap menghormati Ma'ruf.

"Dialog perbedaan pendapat dengan masing-masing pihak mengungkapkan argumentasi, itu lebih sehat untuk pendidikan politik masyarakat luas menuju Pilpres 2019. Ketimbang stempel 'buta dan budek'. Salam hormat dan ukhuwah saya untuk Pak Kiai Ma'ruf Amin," tuturnya.

Selain itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan pernyataan Ma'ruf soal prestasi pemerintahan Jokowi benar jika dilihat hanya dari satu sisi. Mardani mengatakan jika melihat dari sisi lain, bisa saja ada komentar berbeda soal kinerja pemerintahan Jokowi.

"Pernyataan Kiai Ma'ruf benar jika hanya melihat satu sisi. Tapi jika melihat indeks demokrasi yang turun, hutang luar negeri yang naik hingga defisit neraca perdagangan yang kian dalam, plus kondisi perekonomian yang lesu Kiai Ma'ruf akan punya komentar yang beda mungkin. Memang kita harus adil. Tidak boleh 'buta' memuji atau 'budek' mendengar kerja yang sudah dilakukan Pak Jokowi," jelas Mardani.

Sebelumnya, Ma'ruf mengatakan banyak prestasi yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Dia pun menggunakan istilah 'buta' dan 'budek' bagi yang tidak bisa melihat prestasi Presiden Jokowi.

"Orang sehat bisa dapat melihat jelas prestasi yang ditorehkan oleh Pak Jokowi, kecuali orang budek saja tidak mau mendengar informasi dan kecuali orang buta saja tidak bisa melihat realitas kenyataan," ujar Ma'ruf Amin dalam sambutan deklarasi Barisan Nusantara, di Jalan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).

Ia kemudian menegaskan, ucapannya tidak menuduh seseorang. Dia juga mengatakan ucapannya itu bukan karena marah kepada orang lain.

"Saya tidak marah, dan bukan sedang menuduh siapa-siapa. Saya cuma bilang, kalau ada yang yang menafikan kenyataan, yang tak mendengar dan melihat prestasi, nah sepertinya orang itu yang dalam Alquran disebut ?ummum, bukmun, 'umyun. Budek, bisu, dan tuli," ujar Ma'ruf kepada Tim Blak blakan detikcom.