Puasa Asyura dan Sejumlah Peristiwa Penting di Zaman Para Nabi

Puasa Asyura dan Sejumlah Peristiwa Penting di Zaman Para Nabi

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Umat Islam merayakan Tahun Baru 1440 Hijriah pada Selasa, 11 September. Memasuki tahun baru pada bulan Muharam, bulan pertama di tahun Hijriah, umat Muslim dianjurkan melakukan banyak amalan sunah, salah satunya puasa Asyura.

Ustad KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi menjelaskan puasa Asyura merupakan puasa sunah yang dilakukan pada 10 Muharam. Asyura merupakan kata bahasa Arab yang berasal dari Asharah yang berarti 10. 

Pada tahun 2018 ini, puasa Asyura jatuh pada Kamis, 20 September. "Rasulullah SAW menganjurkan agar umat Islam berpuasa pada tanggal 10 Muharam dan juga pada 9 Muharam yaitu puasa Tasu'a," kata Wahyul, Senin (10/9).


Puasa pada 9 Muharam juga dianjurkan agar menjadi pembeda antara umat Islam dengan kaum Yahudi dan Nasrani. Sebab, sebelum Islam masuk, umat Yahudi dan Nasrani juga memperingati 10 Muharam dengan berpuasa. 

Wahyul menyebut puasa Asyura memiliki banyak keutamaan dibandingkan dengan puasa sunah lainnya. 

Dari  hadis Ibnu Abbas dalam kitab Tanbihul Ghafilin disebutkan Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa puasa pada hari Asyura, pasti Allah memberi 10 ribu pahala malaikat, 10 ribu pahala orang ibadah haji dan umrah, 1.000 para syuhada.' 

"Pahala puasa pada hari Asyura seperti pahala yang diberikan pada malaikat, seperti pahala orang ibadah haji dan umrah," tutur Wahyul yang aktif di PCNU Kota Bandung. 

Selain berpuasa, amalan lain di hari Asyura juga diberi balasan yang besar. Masih dari hadis Ibnu Abbas, disebutkan, 'Barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada 10 Muharam, pasti Allah mengangkat derajatnya dengan setiap rambut yang diusap. Dan barang siapa memberi buka pada orang yang berpuasa Asyura pahalanya sama dengan mengenyangkan perut umat Muhammad seluruhnya.' 

"Ini seolah seperti hari rayanya anak yatim artinya dengan mengusap kepala mereka itu memberikan kasih sayang. Jadi, perbanyak kasih sayang itu dan bersekah untuk mereka," ucap Wahyul. 

Wahyul menjelaskan, hari Asyura ini begitu istimewa lantaran banyak yang kejadian penting yang terjadi pada 10 Muharam. Wahyul menyebut Rasulullah menjelaskan Allah mengistimewakan hari Asyura karena pada hari ini diciptakan langit, bumi, gunung, lautan, surga serta Adam-Hawa.

Pada hari ini pula Nabi Ibrahim lahir dan diselematkan dari api Namrud, tenggelamnya Fir'aun, Nabi Ayub disembuhkan dari penyakitnya, Nabi Adam dan Nabi Daud diterima taubatnya, serta kerajaan Nabi Sulaiman dipulihkan kembali. 

Pada hari ini pula disebutkan kiamat bakal terjadi. Wahyul menyebut hikmah menjalankan puasa Asyura untuk mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan pada setahun sebelumnya. 

Pada hari ini juga perlu muhasabah atau intropeksi diri dari kesalahan yang sudah diperbuat. "Sehingga di tahun yang baru ini kita bisa menambah kualitas iman dan takwa," ujar Wahyul.