Terjebak 7 Jam, Wawan Gali Tanah dengan Pohon Singkong

Terjebak 7 Jam, Wawan Gali Tanah dengan Pohon Singkong

MUSIBAH longsor yang terjadi Banjarnegara, Jawa Tengah, menyisakan cerita menakjubkan dari Wawan Wahyuni (20), warga Dusun Jemblung. Nyawanya berhasil diselamatkan meski sempat terjebak selama tujuh jam di bawah tanah longsor.

Wawan selamat setelah menggali tanah dengan menggunakan batang pohon singkong yang menimbun hampir seluruh tubuhnya, sembari menunggu bantuan datang.

Menurut Wawan, saat pertama sekali terjebak dalam timbunan tanah longsor, ia merasakan tanah yang menimbun dirinya masih lembek. Karena itu, ia mencoba untuk mengeluarkan kedua tangannya untuk meraih sebatang pohon singkong yang tidak jauh dari dirinya.

Lalu, sedikit demi sedikit, dia coba mengorek-ngorek tanah yang menutupi tubuhnya hingga sebatas dada agar memudahkan dirinya untuk bernafas dan menunggu bantuan datang. Wawan pun harus menunggu hingga beberapa jam, sampai akhirnya bantuan datang.

Di tengah kegelapan dan kabut, saat itu ia melihat ada cahaya dari lampu senter warga dan relawan yang berusaha mencari korban longsor yang selamat.

"Saya langsung teriak meinta tolong hingga akhirnya didengar, jaraknya sekitar 100 meter," ungkap Wawan, Minggu (14/12).

Karena jarak dia dengan relawan yang akan menolong sangat jauh, dia terpaksa harus kembali menunggu proses evakuasi terhadap dirinya dilakukan. Hingga akhirnya dia dapat diselamatkan setelah bertahan sekitar tujuh jam.

Dia mengungkapkan, relawan sempat kesulitan ketika akan mengevakuasi dirinya, pasalnya tanah yang berada disekitar lokasi longsor masih sangat labil, sehingga butuh proses lama hingga akhirnya dia dapat diselamatkan.

"Saat itu relawan hanya menggunakan papan yang di estafet untuk menjangkau lokasi saya. Saya juga diminta untuk tidak banyak bergerak agar tidak lemas, kalau ada apa-apa saya hanya disuruh teriak," jelasnya.

Dua Letusan
Sementara terkait musibah longsor itu, Wawan mengaku sempat mendengar dua kali serupa letusan. Dentuman kerasa itu berasal dari atas bukit.

Lebih lanjut ia menuturkan, saat longsor terjadi, dirinya sedang membantu kakeknya memperbaiki atap rumahnya yang rusak. Sesaat itu pula dia mendengar suara letusan hingga dua kali disertai suara gemuruh yang membuat warga panik dan berlarian.

Saat hendak ikut berlari, Wawan yang mengalami cacat pada kaki kirinya dan menggunakan kaki palsu sempat kesulitan. Tiba-tiba dirinya sudah terhempas dan terseret longsoran tanah. Hanya lehernya saja yang masih tersisa. Dia juga masih melihat kakeknya yang ikut tertimbun longsor tidak jauh dari lokasi dia tertimbun. Banyak suara orang meminta tolong dan mengerang kesakitan pada saat itu.

"Saat itu saya masih lihat kakek saya yang ikut terseret, posisinya tidak jauh dari saya tertimbun. Saya juga dengar kakek saya teriak minta tolong," ujarnya mengingat-mengingat kejadian itu.

Namun itu tidak bertahan lama, sesaat itu pula longsor susulan kedua terjadi, sejak saat itu dirinya sudah tidak lagi mendengar suara kakeknya dan beberapa warga lainnya yang sempet berteriak meminta tolong.  (dtc, sis)