Romahurmuziy Angkat Bicara Soal Pernyataan Mahfud MD di ILC

Romahurmuziy Angkat Bicara Soal Pernyataan Mahfud MD di ILC

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy (Romi), menjelaskan pernyataan Mahfud MD yang menyinggung dirinya dalam acara Indonesia Lawyer Club, semalam.

Dalam acara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menyebut Romi menyatakan bahwa dirinya terlalu percaya diri akan dipilih menjadi cawapres Jokowi. Mahfud MD mengaku ada yang mengarahkan untuk datang ke restoran, dekat deklarasi pasangan capres-cawapres.

Namun, Romi mengaku tidak tahu siapa sosok yang menyuruh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menunggu di restoran dekat lokasi deklarasi.


"Jadi saya juga tidak tahu, jujur saja, siapa yang menyuruh Pak Mahfud, siapa yang mengarahkan Pak Mahfud untuk datang sore itu di restoran," kata Romi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Selain itu, Romi membantah dirinya telah mengetahui bahwa Mahfud MD telah mengukur baju agar memiliki pakaian yang sama dengan Jokowi saat mendaftar ke KPU.

"Saya juga tidak tahu, siapa yang memerintahkan beliau mengukur baju. Sehingga saya sampaikan spontan saja bahwa saya tidak tahu ada perintah itu, sampai saat sekarang," katanya.

Sebelumnya, Romi juga menjelaskan soal ucapan Mahfud MD yang menyebut dirinya menyatakan Mantan Ketua MK itu terlalu percaya diri akan dipilih menjadi cawapres Jokowi. Romi mengaku tidak pernah mengatakan Mahfud MD bakal dipilih menjadi cawapres.

"Saya perlu luruskan apa yang tadi malam disampaikan, bahwa saya tidak pernah sekalipun seumur hidup mengatakan final pada siapapun," tambahnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa Mahfud MD sempat meneleponnya dua hari sebelum masa pendaftaran pasangan bakal capres dan cawapres di KPU. Kemudian, Romi juga membenarkan pernah menyambangi rumah Mahfud MD dua pekan sebelum pendaftaran tersebut.

"Tetapi itu juga untuk menjelaskan saja dan tidak ada istilah saya mengatakan pasti ke Pak Mahfud. Saya hanya mengatakan, kami dari PPP, rapat majelis tinggi partai, memang menghasilkan keputusan dua skenario. Karena memang ada dua pertanyaan dari Presiden yang disampaikan kepada PPP untuk dijawab," ucapnya.

Romi memaparkan skenario pertama adalah siapakah cawapres Jokowi bila Prabowo Subianto berpasangan dengan Habib Salim Segaf. Kemudian skenario berikutnya jika Ketua Umum Partai Gerindra itu berpasangan dengan Agus Hatimurti Yudhoyono (AHY).

"Maka kita diminta untuk menjawab kalau Habib Salim, siapa yang diajukan PPP, bagaimana kalau AHY, maka rapat majelis tinggi partai menghasilkan keputusan bahwa kalau yang diajukan (sebelah) itu Habib Salim, maka dua nama yang kita ajukan yaitu Ma'ruf Amin dan Pak Mahfud. Itu yang saya sampaikan juga kepada Pak Mahfud," ungkapnya.

Selain itu, sambung Romi, hasil survei dari tim internal Jokowi menyatakan bahwa elektabilitas Mahfud MD berada nomor tiga tertinggi dari 10 nama yang telah dirilis sebelumnya.

"Lantas saya tanya, apakah ini berarti Pak Mahfud? Belum. Belumnya ini kalau diukur persentase berapa? 90 persen memang Pak Mahfud. Hanya saja, tentu 10 persen ini akan kami konfirmasi kepada beberapa pihak. Itu persis yang saya sampaikan ke beliau ketika saya (bertemu)," imbuhnya.