KRISIS AIR BERSIH

Meranti akan Bangun Bendungan

Meranti akan Bangun Bendungan

SELATPANJANG (HR)- Pada saat ini Kabupaten Kepulauan Meranti di landa musim kemarau, khususnya di Selatpanjang. Di pulau Tebingtinggi yang sangat parah mengalami Kekeringan yang disebabkan kurangnya curah hujan di bawah normal dalam satu musim dan surutnya beberapa sumber air baku yang memadai memicu keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.

Menanggapi hal ini pemkab Kepulauan Meranti sepertinya tidak menutup mata untuk menanggani krisis air bersih tersebut.

Seperti yang disampaikan Bupati Kepulauan Meranti H Irwan Nasir pada saat Musrenbang tingkat Kecamatan Tebingtinggi baru-baru ini. Untuk menangani krisis air bersih bupati berencana membendung Sungai Perumbi sebagai sumber air bersih.

Rencananya pada tahun 2017 mendatang Pemkab Kepulauan Meranti akan membangun waduk raksasa untuk menampung air di hulu sungai Perumbi di Kecamatan Tebingtinggi Barat. Meskipun akan membutuhkan dana yang besar, namun Irwan optimis proyek tersebut akan berjalan lancar.

Irwan menjelaskan,waduk yang dibangun bebar-benar bisa memenuhi kebutuhan air seiring meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya perekonomian masyarakat.

Irwan mengatakan ini adalah tantangan bagi Pemkab Kepulauan Meranti yang merupakan wilayah kepulauan yang masih sulit untuk memperoleh sumber air bersih karena daerahnya terdiri dari gugusan pulau-pulau yang mayoritas wilayah resapan air asin.Dengan demikian daerah ini memiliki berbagai keterbatasan dalam mencari sumber bahan baku air bersih.

Padahal sebelumnya masyarakat berharap banyak dengan di bangunnya sarana penyulingan air laut oleh PT Meranti Tirta Investasi  yang bisa menyelesaikan krisis air bersih yang terjadi di kota Selatpanjang dan sekitarnya. Namun kenyataannya investor asing ini tidak sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pasalnya selain mahal, pendistribusian air bersih cukup memakan waktu yang lama. Hal ini dialami Pritval Singh,  seorang warga RT 01 RW 01 Kelurahan Selatpanjang Barat. Pritval mengatakan bahwa sampai saat ini harga air bersih di PT. Meranti Tirta Investasi mencapai Rp300 ribu per tangki berkapasitas 3 ribu liter.

“Air bersih di Dorak itu sepertinya jauh dari harapan masyarakat,Selain harganya sangat mahal,pendistribusian airnya memakan waktu seminggu dari waktu pemesanan,kalau seperti ini kapan kita mau mandi dan minum,” ungkap Pritpal.

Menanggai hal itu Irwan berjanji akan segera mempercepat pembangunan waduk. Hal ini dalam upaya penyediaan air bersih bagi masyarakat, karena sumur-sumur warga telah tercemar air laut. Irwan memaklumi kesulitan warganya mendapatkan air bersih. Namun ia mengajak masyarakat untuk bersabar, karena program waduk raksasa ini untuk jangka panjang.

”Kita menghadapi kendala kondisi alam untuk penyediaan air bersih dalam jangka panjang karena tasik-tasik yang ada tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan air jangka panjang. Sementara air tanah atau sumur bor memiliki risiko rembesan air laut dan membuat permukaan tanah turun. Ini juga tidak bisa menjadi solusi memenuhi kebutuhan air jangka panjang,” ungkap Bupati.

Bupati juga menambahkan, penyediaan sumur bor dan penyediaan bak penampungan air hujan (PAH) setiap tahun dilakukan namun hanya untuk mengatasi masalah penyediaan air bersih jangka pendek. Hingga tahun 2015 ini sudah ribuan bak PAH diberikan kepada warga dan sudah ratusan sumur bor digali. Sementara pengolahan air laut menjadi air bersih dengan melibatkan investor swasta banyak terkendala aturan yang lebih tinggi dan baru sedikit mengatasi masalah air di perkotaan.

”Kita tentu tidak mungkin selamanya bergantung pada air hujan. Untuk itulah kita membuat kajian yang benar-benar mendalam dengan melibatkan perguruan tinggi dan Pemerintah Provinsi guna mengatasi masalah air bersih ini. Salah satunya adalah kajian membangun waduk dengan membuat dam di hulu Sungai Perumbi,” jelasnya.(adv/hms)