M Nasir Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Pelalawan

M Nasir Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Pelalawan
RIAUMANDIRI.CO, PELALAWAN - Anggota MPR/DPR RI Daerah Pemilihan Riau 2, Muhammad Nasir, SH, melakukan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Desa Lubuk Ogung, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan, Jumat (9/2/2018). Hadir dalam kegiatan itu Kepala Desa Lubuk Ogung, Amir, sejumlah tokoh masyarakat dan ratusan masyarakat sekitar.
 
Pada kesempatan tersebut, Muhammad Nasir menegaskan, untuk mencegah agar tidak terpengaruh dan tergelincir dengan kehidupan yang negatif, Empat Pilar MPR RI hendaknya sebagai pegangan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 
 
“Karena itu harus kita cegah pengaruh-pengaruh negatif dengan pembekalan dan pemahaman Empat Pilar MPR ini. Yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang membingkai dan melandasi serta jadi pilar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang harus dipegang teguh agar negara kesatuan tetap terpelihara,” jelas politisi Partai Demokrat ini.
 
Dijelaskan dia, persatuan dan kesatuan bangsa ini harus terus dipelihara dan diperjuangkan. Harapannya, agar negara terus bersatu dalam NKRI.
 
“Agar kehidupan bangsa Indonesia  semakin kukuh, hendaknya segenap komponen bangsa, disamping memahami dan melaksanakan Pancasila, juga secara konsekuen menjaga sendi-sendi utama lainnya, yakni UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar wakil rakyat yang juga anggota Komisi VII DPR RI itu.
 
Nasir lebih lanjut mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bisa mengikat bangsa Indonesia yang demikian besar dan majemuk. Pancasila adalah konsesus nasional yang dapat diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di Indonesia. Dalam posisinya, Pancasila merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.
 
Dalam kesempatan itu, Nasir juga memberi pesan dalam memahami dan mensikapi persoalan-persoalan kebangsaan, tentang kebhinekaan, serta mengantisipasi adanya bibit-bibit yang mengancam kebhinekaan. 
 
“Apabila kita menyadari bahwa kunci dari kebhinekaan adalah bagaimana kita bertoleransi dan tenggang rasa. Bagaimana kita dapat menghargai sesama manusia, agama, suku dan lain-lain," ujarnya.
 
Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Nasir,  dalam kehidupan berbangsa dan negara harus menjadi anugerah yang harus terus dijaga. Jadi, generasi muda harus memahami betul empat pilar kebangsaan agar bisa benar-benar diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 
 
“Kita tidak boleh membeda-bedakan. Meskipun berbeda agama, suku, dan ras, namun kita tetap satu dan bersaudara dalam konteks NKRI. Tidak boleh saling hujat. Jika itu terjadi di negara ini, bisa bubar. Apalagi tidak ada negara dengan kebhinekaan seperti di Indonesia. Karena itu, perbedaan harus tetap utuh dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara,” kata dia berharap. (rls)