Kontroversi Partai Setan, Ini Kata Golkar ke Amien Rais

Kontroversi Partai Setan, Ini Kata Golkar ke Amien Rais
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pernyataan Amien Rais soal dikotomi partai setan dan partai Allah menimbulkan kontroversi. Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily, meminta Amien lebih bijak dan santun dalam bicara.
 
"Dengan tidak bermaksud untuk menggurui tokoh yang sangat dihormati di era reformasi ini, sudah seharusnya Pak Amien semakin bijak dan santun dalam bertutur. Mengkritik boleh dan harus, tapi tidak harus menggunakan istilah yang provokatif," kata Ace saat dihubungi, Sabtu (14/4/2018).
 
Dia mengaku tak tahu apa maksud dari pernyataan Amien tersebut. Menurutnya tak ada partai yang anti-Tuhan di Indonesia.
 
"Saya tidak tahu apa maksudnya dengan pernyataan Pak Amien Rais soal partai setan itu. Saya juga tidak tahu apa yang dimaksud dengan partai besar yang dihuni anti-Tuhan," ucap Ace.
 
"Tidak ada Partai di Indonesia ini yang anti-Tuhan. Semua partai pasti mendasarkan dirinya pada ideologi Pancasila yang didalamnya sila Ketuhanan yang Maha Esa," sambungnya.
 
Ace mempertanyakan apakah penggunaan istilah partai setan yang dipakai Amien. 
 
"Kalau sudah menggunakan kata 'setan' itu artinya ingin mengatakan bahwa dirinya paling bersih. Apakah partai-partai yang disebut Pak Amien Rais itu juga bersih? Tidak terlibat korupsi begitu? Janganlah kita mengklaim bahwa diri kita paling suci dengan menyebut diri kita berada dalam partai Allah dan yang lain 'partai setan'. Penggunaan istilah Allah dan setan itu cenderung berpotensi ke arah politisasi agama dan SARA," ujar Ace.
 
Sebelumnya diberitakan, Amien Rais yang juga Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212, berbicara tentang partai setan dan partai Allah. Dia menyebut PAN, PKS, dan Gerindra ada untuk membela agama Allah. Sementara orang yang anti-Tuhan bergabung dalam partai besar, yaitu partai setan.
 
Namun, Amien tak membeberkan partai apa saja yang masuk kategori partai setan. Ditanya seusai acara, Amien menyatakan, yang dimaksudnya adalah cara berpikir, bukan partai dalam konteks politik praktis. 
 
 
Sumber: detik.com