Terpilih sebagai Pilot Project SPOI, Pelalawan Dikunjungi Ditjend Perkebunan

Terpilih sebagai Pilot Project SPOI, Pelalawan Dikunjungi Ditjend Perkebunan
RIAUMANDIRI.CO, PANGKALAN KERINCI - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI kunjungi Kabupaten Pelalawan. Kunjungan ke negri Lancang Kuning ini guna mempercepat terwujudnya pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia, dimana Pelalawan terpilih sebagai pilot project inisiatif kelapa sawit berkelanjutan atau sustainable palm oil initiative (SPOI).
 
Kunjungan yang dipimpin Ari Agung dan tim disambut Wakil Bupati Pelalawan Zardewan, bertempat di ruang kerja wakil bupati, di Pangkalan Kerinci, Selasa (3/4/2018)
 
Dalam pertemuan itu, Ari Agung mengungkapkan, 319 hektar pekebun kelapa sawit swadaya yang tergabung dalam Asosiasi Amanah di Pelalawan ditetapkan sebagai kelompok pekebun swadaya pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).  
 
Para pekebun ini berhasil memenuhi seluruh syarat dan kriteria yang diwajibkan oleh ISPO setelah menjalani proses pelatihan dan pendampingan yang difasilitasi oleh Sustainable Palm Oil Initiative (SPOI) yang merupakan kerjasama United Nations for Development Programme (UNDP) dengan Kementerian Pertanian.
 
ISPO merupakan sistem sertifikasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yang bertujuan untuk menciptakan industri kelapa sawit Indonesia yang lebih berkelanjutan dan mendukung komitmen Presiden RI untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dengan memastikan diterapkannya peraturan perundang-undangan terkait perkebunan kelapa sawit.
 
Ari Agung mengatakan di Kabupaten Pelalawan beberapa kegiatan telah dilaksanakan di antaranya yaitu pembentukan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FOKSBI). Kabupaten Pelalawan merupakan FOKSBI pertama di Indonesia untuk tingkat Kabupaten.
 
Program sertifikasi ISPO Asosiasi Amanah yang merupakan sertifikat ISPO pertama di Indonesia ini untuk pekebun dengan beberapa kegiatan berupa pembinaan dan pemberdayaan pekebun melalui identifikasi potensi calon pekebun peserta pilot project
 
Ia menambahkan pada pertemuan 24 Januari 2018 lalu di Jakarta yang dihadiri berbagai pihak dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, akademisi maupun LSM, menghasilkan rekomendasi salah satunya diterbitkannya Peraturan Bupati tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Pekebun.
 
Ini bertujuan mempersiapkan pekebun agar memenuhi persyaratan untuk turut serta dalam program pemerintah seperti peremajaan dan sertifikasi ISPO serta meningkatkan kesejahteraan pekebun sebagai hasil dari meningkatnya produktivitas kebun.
 
Dia melanjutkan bahwa 80 persen perekonomian Kabupaten Pelalawan ditopang oleh dua ekonomi besar dari sektor perkebunan dan perindustrian. Selain itu, 75 persen perkebunan masyarakat belum memiliki akses pembiayaan keuangan baik dari sektor perbankan dan koperasi serta sebanyak 76 persen perkebunan sawit Pelalawan tidak memiliki pengolahan yang bersertifikat.
 
"Melihat kondisi sektor perkebunan kelapa sawit di Pelalawan, SPOI–UNDP akan membantu memfasilitasi penyediaan tenaga ahli atau konsultan, pembiayaan kegiatan tim perumus serta konsultasi publik dan sosialisasi," ungkap Ari.
 
Sementara itu Wakil Bupati Pelalawan Zardewan menyambut baik pertemuan ini. Dia mengatakan, Pelalawan memiliki kawasan techno park terluas di Indonesia dengan luas 3.748 hektar terbagi dalam 7 zona. Fokus techno park ini adalah hilirisasi kelapa sawit dengan penerapan inovasi. 
 
Lanjutnya, beberapa kajian dan penelitian telah dilakukan tidak hanya keluaran minyak sawit saja sebagai olahan akhir akan tetapi bisa menghasilkan produk turunan untuk kebutuhan rumah tangga seperti sabun, mentega, minyak goreng, dan lain sebagainya.
 
Mantan Sekda Pelalawan ini menambahkan bahwa untuk petani perkebunan plasma dibina langsung oleh pihak perusahaan perkebunan. Ada 119.000 hektar areal perkebunan sawit yang dikelola swadaya oleh masyarakat pekebun dengan jumlah KK sebanyak 40.315 KK, dari 119.000 hektar tersebut sebanyak 2700 hektar dikelola oleh koperasi. 
 
 
Reporter: Pendi
Editor: Rico Mardianto