Abrasi Makin Parah

Warga Minta Dibangun Alur Alternatif

Warga Minta Dibangun Alur Alternatif

RENGAT (HR)-Masih banyak pinggiran sungai Indragiri yang rawan  abrasi, namun belum dibangun turap, maka salah satu solusi mengantisipasi membangun alur sungai alternatif.

Hal ini guna mengurangi derasnya hantam arus sungai ke dinding tebing yang selama ini menjadi penyebab abrasi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri.

 “Kita menyarankan dan minta sungai Indragiri di Desa Pulau Gelang juga dibuat semacam alur alternatif seperti yang dibangun di Desa Pasir Kemilu sampai Desa Sungai Beringin Kecamatan Rengat dan alur alternatif di tempat itu dikenal dengan nama Tanjung Putus,” kata Kepala Desa Pulau Gelang Zakaria, Selasa (3/3).

Lebih jelas dikatakan, abrasi sungai di Desa Pulau Gelang dan sekitar tak hanya berdampak terhadap teran-cam putusnya jalan Raya Rengat-Tembilahan pasca amblasnya badan jalan sepanjang lebih kurang 10 meter beberapa waktu lalu, namun puluhan rumah warga juga terancam ambruk ke dalam sungai, karena abrasi masih terjadi hingga sekarang. Bahkan ancaman longsor besar lebih terasa lagi disaat debit air sungai bertambah.

Seiring semakin derasnya hantaman arus sungai ke dinding tebing, dalam jangka 7 tahun telah terjadi abrasi sungai lebih kurang 15 meter, artinya sudah ada 15 meter lebar tanah dekat pemukiman masyarakat yang longsor ke dalam sungai akibat abrasi. “Di Pulau Gelang Dalam, umumnya rumah masyarakat berada di pinggir sungai Indragiri dan kini rumah tersebut terancam amblas ke dalam sungai karena jarak rumah dengan bibir sungai sudah dekat,” ujarnya.

Diungkapkan, karena pembangunan turap membutuhkan biaya yang cukup besar dan turap yang ada masih banyak yang belum diperbaiki, maka salah satu solusi mengantisipasi abrasi sungai lebih parah lagi dengan membangun kanal atau alur sungai alternatif, artinya sungai Indragiri yang ada sekarang ini dibelah mulai dari Desa Tambak sampai Desa Pulau Gelang Dalam, dengan demikian arus sungai tak terlalu deras, baik saat kondisi air normal maupun saat banjir, sebab tumpuan arus air sungai lebih terfokus pada alur alternatif yang dibangun lurus tanpa tikungan dari arah hulu atau d Desa Tambak hingga Desa Pulau Gelang Dalam.

Karena menyangkut dengan kepentingan bersama, masyarakat sudah sepakat sepakat merelakan tanah mereka, jika nantinya terpakai pembangunan alur sungai alternatif tersebut, begitu juga dengan warga Desa Tambak juga sudah sepakat, jadi sekarang masyarakat lebih berharap, pembangunan alur sungai alternatif tersebut direalisasikan secepatnya daripada menunggu pembangunan turap. (rez)