Ribuan Mahasiswa Segel Kantor Pertamina di Pekanbaru, Ini Tuntutan Mereka

Ribuan Mahasiswa Segel Kantor Pertamina di Pekanbaru, Ini Tuntutan Mereka
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Ribuan mahasiswa menyegel Kantor Pemasaran PT Pertamina Cabang Riau, Rabu (28/3/2018). Aksi ini merupakan buntut kekecewaan mahasiswa atas kebijakan PT Pertamina yang menaikkan harga bahan bakar khusus (BBK). Khususnya harga pertalite di Riau menjadi Rp8.150.
 
Kantor PT Pertamina di Riau yang berada di Jalan Sisingamangaraja Pekanbaru dililit rantai dan digembok, dan dibentangkan spanduk panjang. Bahkan, di halamannya berdiri patung jelangkung. Sementara, mahasiwa yang diperkirakan mencapai 3 ribuan yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Riau, yang dinamai dengan Aliansi Riau Menggugat, terlihat tumpah ruah di jalanan.
 
Aksi ini dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Sejumlah perwakilan kelompok massa aksi bergantian berorasi menyampaikan aspirasinya. Spanduk-spanduk yang menyindir PT Pertamina dan pemerintah juga dibentangkan peserta aksi.
 
Ada dua poin tuntutan yang mereka ajukan, yaitu mendesak agar kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis premium ditambah, dan meminta agar harga BBM non subsidi jenis pertalite, diturunkan.
 
"Provinsi Riau menjadi daerah dengan harga pertalite termahal di Indonesia. Padahal negeri kita adalah penghasil minyak," teriak salah perwakilan mahasiswa dalam orasinya.
 
Mereka juga menyoroti dengan kelangkaan premium dalam beberapa pekan terakhir ini. Hal ini dengan terbukti tidak tersedianya premium di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Dasar itulah mereka mendesak, agar kuota premium untuk Riau ditambah.
 
"Riau ini, di atas minyak di bawah minyak, tapi sulit mendapatkan premium. Harga pertalite mahal. Kehidupan semakin susah. Tetapi harga BBM juga tetap dinaikkan," lanjut mahasiswa yang tampak mengenakan almamater berwarna biru tua khas Universitas Islam Riau (UIR) itu.
 
"Kita tidak capek melakukan aksi ini. Kita hanya capek melihat pemerintah yang menaikkan harga BBM dengan tiba-tiba," sambung orator lainnya.
 
Beberapa jam berorasi, mahasiwa mendesak PT Pertamina agar menanggapi tuntutan mereka. Bahkan peserta aksi meminta perwakilan dari PT Pertamina keluar. Hasilnya, salah seorang perwakilan PT Pertamina, yaitu Branch Manager Marketing Pertamina Riau, Pramono Wibowo, menemui para mahasiswa. 
 
Di hadapan peserta aksi, Pramono menyampaikan sikap pihak PT Pertamina atas tuntutan mahasiwa. Meski begitu, sejumlah hal yang disampaikannya dinilai mahasiwa hanya normatif belaka.
 
"Selamat datang di Kantor Pertamina Cabang Pekanbaru bagi mahasiswa seluruh Provinsi Riau. Kami mengapresiasi mahasiswa sebagai pilar bangsa," sambut Pramono yang langsung disoraki oleh mahasiswa.
 
Kemudian, Pramono langsung menanggapi tuntutan mahasiswa ini. Terkait dengan harga pertalite, kata Pramono, saat ini sedang proses penurunan harga. Dimana saat ini, DPRD Riau sudah sepakat menurunkan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dari 10 persen menjadi 5 persen.
 
"Ini sudah kami bahas (penurunan harga pertalite) dengan pemerintah," terang Pramono. 
 
Selanjutnya, terkait BBM jenis premium yang dikatakannya kebutuhannya meningkat di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu pasokan premium akan ditambah. Namun berapa penambahannya, Pramono tak menjelaskannya. Pernyataan Pramono ini langsung disanggah oleh massa. "Bohong," sorak mahasiswa serentak.
 
Massa saat melakukan aksi demo di Kantor Gubernur Riau.
 
"Untuk rekan-rekan ketahui, mulai minggu ini sudah kita tambah penyalurannya. Untuk mengetahui kebohongannya, silakan rekan-rekan cek di SPBU. Bila diperlukan penambahan, akan kami lakukan sesuai kebutuhan," tanggap Pramono.
 
Jawaban Pramono tersebut tak lantas membuat mahasiswa puas. Mahasiswa mendesak, agar hari ini juga kuota premium ditambah, dan harga pertalite diturunkan. Sebab, massa menilai, jika pertalite bisa naik harganya dengan cepat, mengapa untuk turun tidak bisa.
 
Akan tetapi, Pramono tak menyanggupinya. Bahkan, Pramono sudah menawarkan dalam tiga hari ke depan harga pertalite dan premium diturunkan. Lantas, ini membuat mahasiswa semakin kesal. 
 
Oleh karena itu, mahasiswa meminta untuk mendatangkan pimpinan Pertamina pusat ke Riau. Atas permintaan itu, Pramono berjanji akan mendatangkan pimpinan pusat ke Riau dalam tujuh hari mendatang. Hal ini, juga tak diterima oleh mahasiswa, karena terlalu lama.
 
Tapi akhirnya, mahasiswa menerima jangka waktu yang diberikan itu. Tapi dengan satu syarat, yaitu mahasiswa menyegel kantor Pertamina Cabang Riau sampai tuntutan mahasiswa dikabulkan. Sempat juga terjadi aksi dorong-dorongan dengan personel kepolisian yang bertugas mengawal jalannya aksi.
 
Ada sekitar 10 mahasiswa diutus untuk menyegel kantor itu. Empat spanduk panjang yang berisi tuntutan mereka, dipasang di depan bangunan tersebut. Salah satu spanduk, berisi tulisan 'DISEGEL' tepat paling depan bangunan itu. Tak hanya itu, mahasiwa juga mengunci pintu masuk bagian depan. Gagang pintu itu dililit dengan rantai besi, dan digembok. Di halaman bangunan tersebut, juga ditancapkan boneka jelangkung.
 
Selain itu, mahasiswa juga membuat surat perjanjian tertulis yang dibubuhi materai Rp6.000. Ada dua poin juga dari buah perjanjian itu. Pertama, intinya agar Pertamina menambah kuota premium dan menurunkan harga pertalite, yang diberi waktu tiga hari ke depan, sejak aksi itu berlangsung.
 
Kedua, untuk menghadirkan Direktur Utama PT Pertamina di Riau, agar bertemu dengan mahasiswa dan masyarakat. Ini diberi tenggat waktu paling lama tujuh hari. "Ini wewenang siapa? Hadirkan di sini. Biar kita bahas sama-sama," tegas Koordinator Lapangan Aksi, Rinaldi Parepare.
 
Rinaldi mengatakan, aksi ini adalah lanjutan yang dilakukan mahasiswa di DPRD Riau beberapa waktu lalu. Saat itu, sudah ada kesepakatan untuk menurunkan PBBKB yang berbuntut turunnya harga pertalite. Tapi tiba-tiba, harga pertalite kembali naik secara nasional. "Ini yang membuat kita kesal," sesal Rinaldi kepada Haluan Riau.
 
Oleh karena itu dilakukan penyegelan hingga tuntutan mereka dikabulkan. Jika tuntutan mereka tak dikabulkan juga, mereka mengancam untuk melakukan aksi kembali. "Kita akan datangi lagi ke sini," ancamnya.
 
Setelah menyegel, sekitar pukul 17.00 WIB, mahasiswa menyudahi aksi di kantor Pertamina Cabang Riau itu. Mereka melanjutkan aksi di depan kantor gubernur Riau. "Gubernur juga harus bertanggung jawab dengan ini," sebut Rinaldi yang merupakan Presiden BEM Universitas Riau.
 
Di Kantor Gubernur Riau, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan yang sama. Mereka juga mengancam, jika tuntutan tersebut tudak dipenuhi, Kantor Gubernur Riau yang berada di Jalan Jenderal Sudirman itu juga akan mereka segel
 
Tidak beberapa lama berorasi, ribuan mahasiswa disambut oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi. Saat itu, Ahmad sempat terlihat berang atas aksi para mahasiswa ini. "Jika kalian tidak menerima dengan keputusan yang kami buat, maka langsung saja kalian demo Presiden," ketus Ahmad kepada mahasiswa.
 
Meski begitu, Hijazi menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk menambah pasokan BBM jenis premium dalam waktu satu hari.
 
Mendapat jawaban itu, ribuan peserta aksi yang selama menjalankan aksi mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian, membubarkan diri dengan tertib.
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Rico Mardianto