Rizal Ramli: Pemerintah Tak Kreatif Kurangi Beban Utang

Rizal Ramli: Pemerintah Tak Kreatif Kurangi Beban Utang
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ekonom Rizal Ramli mengungkapkan bahwa Gubernur dan Deputi Gubernur Bank Indonesia ke depan akan menghadapi tantangan lebih sulit dari sebelumnya.
 
"Terutama dalam menghadapi ekonomi makro Indonesia masa mendatang.  Kelemahan struktural ekonomi makro resikonya lebih tinggi dari 5 tahun lalu," kata Rizal Ramli dalam RDPU dengan Komisi XI DPR, Senin (26/3/2018).
 
Rizal Ramli mengungkapkan, untuk pembayaran cicil pokok dan bunga utang saja mencapai Rp800 triliun dari APBN. Sedangkan untuk infrastruktur yang selalu digadang-gadangkan pemerintah hanya sekitar Rp 400 triliun.  "Jadi pemerintah harus jujur pada rakyat," sindir Rizal Ramli.
 
Dia menilai pemerintah tidak memiliki kemampuan inovatif dan kreatif untuk mengurangi beban utang seperti yang dilakukan pemerintah 17 tahun ketika dia menjadi Menko Perekonomin di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
 
"Seharusnya pemerintah kreatif dan tidak menjadi antek kreditor. Saya harapkan pemeritah pemerintah lebih canggih mengelola utang. Sekarang ini pemerintah manut pada kreditor," ujar Rizal Ramli. 
 
Dia juga menyindir Menteri Keuangan yang ngomong sembarang soal utang. "Saya minta Menkeu jangan ngomong sembarangan. Menteri Keuangan menggali lobang lebih dalam yang membiarkan membiarkan primer balance negatif," ujarnya. 
 
Rizal juga mengkhawatirkan tertekannya nilai rupiah sejak beberapa bulan terakhir ini yang juga tidak lepas dari pengaruh utang Indonesia. "Kalau jebol sampai Rp 15.000 resikonya besar sekali," kata Rizal.
 
Rizal Ramli juga mengungkapkan kebingungannya dengan wacana Menteri Keuangan soal transaksi keuangan pemerintah menggunakan cradit card. "Tidak ada pemerintah di dunia pakai credit card karena bunganya besar sekali, yaitu 30 persen. kalau tak mampu bayar tentu aset kita yang disita. Apa mau aset bangsa ini disita. Jadi DPR jangan diam saja," tegas Rizal Ramli.
 
Terkait masalah utang, dia bertahap, BI dan pemerintah harus kreatif melakukan restrukturisasi utang, renegosiasi ke negara-negara kreditor untuk mengubah tenor utang dari jangka pendek ke jangka panjang. Bila berhasil, ini akan meningkatkan kestabilan keuangan dan juga dapat menurunkan tingkat bunga domestik.
 
Rizal Ramli berharap apa yang disampaikan dalam RDPU tidak hanya memberikan rekomendasi yang normatif bagi Gubernur dan Deputi BI terpilih nanti, tapi harus memberikan target yang tinggi dan jelas. 
 
"Seperti menugaskan BI dalam penanggulangan berbagai defisit, dalam restrukturisasi tenor utang, dan mengubah struktur kredit yang timpang. Dan yang paling penting, BI harus berani memberikan data yang benar kepada publik. Katakan kebenaran meskipun kadang itu menyakitkan," ujarnya. 
 
Reporter: Syafril Amir
Editor:  Rico Mardianto