Saham Waskita Karya dan BUMN Konstruksi Lainnya Anjlok

Saham Waskita Karya dan BUMN Konstruksi Lainnya Anjlok
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali anjlok pada pagi ini, Rabu (21/2/2018). Tercatat, penurunan saham Waskita Karya hampir menyentuh level 4%.
 
Pada perdagangan pukul 09.12 WIB, saham Waskita Karya anjlok 110 poin atau 3,61% ke Rp2.940, Saham Waskita Karya dibuka Rp2.950 dengan level tertinggi Rp3.000 dan level terendah Rp2.940.
 
Anjloknya saham Waskita Karya juga terjadi pada pembukaan perdagangan kemarin, Selasa 20 Februari 2018.
 
Selain itu, saham BUMN konstruksi lainnya juga pada ambruk, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) juga turun 40 poin atau 1,63% ke level Rp2.420. Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) juga turun 15 poin atau 0,76% ke level Rp1.955. Saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) turun 30 poin atau 0,94% ke level Rp3.150.
 
Anjloknya saham-saham BUMN konstruksi ini tidak terlepas dari moratorium (penghentian sementara) pengerjaan proyek-proyek infrastruktur elevated (jalan layang). Ini merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melihat seringnya kecelakaan kerja di berbagai proyek infrastruktur.
 
Yang terakhir adalah robohnya bekisting pier head proyek Tol Becakayu yang membuat semua menteri turun tangan untuk mengatasi seringnya kecelakaan kerja di proyek infrastruktur.
 
"Jadi pekerjaan di atas permukaan tanah dihentikan sementara. Seperti pembangunan tol, pengaspalan tol layang, MRT dihentikan," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono kemarin.
 
Presiden Joko Widodo memerintahkan agar ada pengawasan yang lebih ketat terhadap pengerjaan proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
 
"Pagi tadi saya sudah sampaikan ke Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono), pengawasannya agar diperketat," kata Presiden Joko Widodo.
 
Presiden berharap agar dengan adanya perbaikan pengawasan maka kesalahan-kesalahan pekerjaan konstruksi dapat dihindari.
 
"Baik kelalaian, kesalahan dalam mendirikan komponen-komponen yang mendukung konstruksi-konstruksi benar-benar terawasi satu per satu. Ini pekerjaan detail tidak mungkin diawasi sambil lalu," tegas Presiden.
 
Presiden pun menegaskan pentingnya penerapan management control yang detail untuk dapat mengawasi pekerjaan-pekerjaan konstruksi itu.
 
"Ini keputusan di Kementerian PUPR untuk evaluasi total karena pekerjaannya banyak sekali, ada yang jadinya 2023, 2020, ada yang untuk mengejar Asian Games, tapi apa pun yang pekerjaan yang dikerjakan normal atau yang cepat semuanya butuh 'management control' yang detail," jelas Presiden.
 
Sumber: Okezone
Editor: Nandra F Piliang