2 Direksi Masih Kosong, Pertumbuhan Kredit UMKM Bank Riau Kepri Melambat

2 Direksi Masih Kosong, Pertumbuhan Kredit UMKM Bank Riau Kepri Melambat
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Belum terisinya posisi dua direksi di Bank Riau Kepri (BRK) menjadi tanda tanya bagi banyak pihak. Bahkan kekosongan tersebut turut memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan angka kredit bagi sektor UMKM di Riau. 
 
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riau, Yusri mengatakan, jika dibandingkan dengan 2 tahun kebelakangan, pertumbuhan angka kredit yang disalurkan oleh BRK mengalami penurunan. Tercatat di tahun 2016-2017 angka kredit BRK hanya 2,29 persen dan 3,09 persen. 
 
"Angka ini jauh menurun, dan pertumbuhannya bisa dikatakan melambat. Jika dibandingkan dari capaian tahun 2015, pertumbuhan kredit bisa mencapai dua digit yakni di angka 12 persen," ujar Yusri kepada wartawan, Kamis (4/1/2017) di kantornya. 
 
Dia menjelaskan, kekosongan dua jabatan direksi—sejak akhir 2015 lalu—sangat berpengaruh bagi pertumbuhan sektor kredit. Karena dua jabatan tersebut yakni Direktur Kredit dan Syariah serta Direktur Dana dan CSR merupakan jabatan penting, yang merupakan pengambil kebijkan. Dengan hasil dalam dua tahun terakhir melambat di bawah angka 5 persen. 
 
"Dua jabatan ini sangat strategis dalam operasional ekspansi bank. Karena mereka yang mampu membuat dan memutuskan kebijakan untuk pengembangan kredit kepada usaha mikro kecil menengah," paparnya. 
    
Selain itu, lanjutnya, faktor lainnya dikarenakan kondisi ekonomi nasional yang memang masih melambat, termasuk Riau. Meski banyak penghargaan didapatkan, namun prestasi bank berplat merah ini masih di bawah yang diharapkan.
 
Terkait hal itu, kata Yusri, agar tidak berlarut-larut, pihak OJK selaku pengawas bank daerah wajib mengingatkan dan menegur dengan cara dan sistem yang sudah diatur.  
 
"Kita sudah kirimkan surat pada akhir tahun kemarin (2017) yang ditujukan kepada Gubernur Riau, dengan tembusan kepada seluruh kepala daerah di masing-masing kabupaten selaku pemegang saham, agar segera mencari pengganti untuk mengisi kekosongan tersebut. Seharusnya semua pihak, terutama pemegang saham, menyadari kekurangan direksi ini. Karena akan mengganggu kinerja, yang berdampak pada tidak tercapainya target-target," lanjut dia. 
 
Walau sudah sering mengingatkan dalam dua tahun terakhir ini, Yusri mengaku tidak akan pernah bosan mengingatkan, walau OJK tidak bisa memberikan batas waktu karena semua tergantung pemegang saham.  "Ini kan sudah menjadi tugas OJK, jadi kami tak pernah bosanlah," ungkapnya sambil tersenyum. 
 
Ke depan diharapkan, BRK sebagai bank andalan di Riau ini bisa menjadi bank yang kuat di Riau dan pembiayaannya harus mampu mendukung program pemerintah. Misalkan bisa membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan membantu pembangunan infrastruktur daerah.
 
Reporter:  Renny Rahayu
Editor:  Rico Mardianto