Ini Penyebab Rohul Masih Ketergantungan Pangan kepada Daerah Lain

Ini Penyebab Rohul Masih Ketergantungan Pangan kepada Daerah Lain
RIAUMANDIRI.CO, PASIR PENGARAIAN - Sebagian besar kebutuhan pangan di Kabupaten Rokan Hulu seperti beras, minyak goreng, bawang, dan lain-lainnya masih dipasok dari luar daerah seperti Sumatera Barat, Sumutera Utara, dan Lampung.
 
Menanggapi hal itu, Kasi Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Rokan Hulu, Zulfikar mengatakan, kondisi ketergantungan pangan kepada daerah lain dikarenakan tidak punya industri hilir. 
 
"Dari hasil pantauan kita di lapangan, hampir semua komoditas kebutuhan pangan Rohul masih ketergantungan, seperti bawang merah, gula pasir, telur ayam dan lainnya 100 persen kita pasok,” ungkap Zulfikar.
 
Menyikapi komoditas yang tidak memiliki industri hilir di Rohul, kata Zulfikar, hal yang perlu dilakukan adalah menjaga hubungan dengan pihak distributor. Tujuannya supaya pasokan kebutuhan pangan di Kabupaten Rohul tetap tersalurkan dengan lancar.
 
"Nah, khusus bagi komoditas lainnya seperti beras atau komuditas yang diproduksi petani Rohul, ada baiknya dioptimalkan lagi. Agar kebutuhan pangan kita bisa naik dan bisa mengurangi sedikit (ketergantungan) pasokan," terangnya.
 
Ditanya sejauh mana keterlibatan Dinas Ketahanan Pangan dalam menyukseskan rencana Pemerintah Kabupaten Rohul, yang selalu menggaungkan tentang swasembada beras--tapi sampai hari ini belum terwujud--Zulfikar mengatakan bahwa ada dua kebijakan yang berbeda.
 
“Kalau masalah target soal swasembada beras, yang punya angka ada di Dinas Pertanian dan Hortikultura. Mungkin mereka punya data yang potensial. Kalau Dinas Ketahanan Pangan, penghitungannya riil. Artinya tidak menghitung potensi yang ada,” imbuhnya.
 
Sebelumnya, Wakil Bupati Rohul Sukiman menegaskan ke depan, produksi kebutuhan pangan di Rohul harus ditingkatkan dan lebih bagus lagi, dengan mendorong petani agar mau menanam kebutuhan pangan di Rohul. 
 
“Dinas terkait juga harus pro-atif memberikan penyuluhan-penyuluhan dan bantuan kepada petani. Artinya, dinas terkait harus turun tangan, dan jangan cuma teori saja,” pinta Sukiman.
 
Reporter:  Agustian
Editor:  Rico Mardianto